Lampu hijau menyala, dan mereka melaju dengan lebih semangat. Lestari tersenyum sendiri. "Ternyata benar," gumamnya. "Pujian itu seperti sihir."
Tak jauh dari situ, seorang polisi lalu lintas berdiri tegap di tengah keramaian, mengatur arus kendaraan yang sibuk. Meski Bandung sedang macet, wajah sang polisi tetap tenang, berusaha menjaga lalu lintas agar tertib. Ojek yang dinaiki Lestari mendekat kearah polisi itu, dan tanpa ragu berkata,
"Pak Polisi hebat ya, bisa tetap tenang di tengah kemacetan. Terima kasih sudah membuat jalanan lebih aman."
Polisi itu sempat terkejut, mungkin tak terbiasa mendengar pujian di tengah tugasnya.
Seketika mimik wajahnya berubah, ia tersenyum hangat dan membalas dengan anggukan.
"Terima kasih, Bu. Semoga perjalanan Ibu lancar," katanya.
Lestari semakin yakin bahwa kekuatan pujian yang wajar, memang nyata.
Selanjutnya, Lestari ojek belok dan berhenti di sebuah pom bensin di Jalan Riau.
Petugas yang sedang mengisi bensin tampak lelah, setelah melayani banyak kendaraan sepanjang hari.
Kali ini, tanpa berpikir panjang, Lestari berkata, "Bapak cepat sekali dan ramah sekali melayaninya. Luar biasa!"
Petugas itu tampak terkejut, lalu senyum lebar menghiasi wajahnya yang berminyak penuh keringat.
"Wah, terima kasih banyak, Bu," jawabnya dengan semangat baru. Lestari tertawa kecil. "Hebat juga efeknya," pikirnya lagi.
Sesampainya di kompleks perumahannya, saat ojek yang ditumpangi Lestari melewati pos satpam yang berjaga di depan gerbang. Dia berniat menyapa.