Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Iblis Tersenyum Saat Manusia Terjerat Hasad dan Kesombongan

8 Oktober 2024   01:51 Diperbarui: 15 Oktober 2024   20:40 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fatimah menyela, "Sama seperti kita yang mungkin melihat orang lain punya kehidupan yang lebih baik di media sosial, padahal kita nggak tahu apa yang mereka alami di balik layar."

Renny mulai terlihat gelisah. "Jadi, maksud Kakek, kita harus menahan diri? Nggak boleh pamer, nggak boleh bangga?"

Hasan tersenyum tipis. "Boleh bangga, Kak, tapi dalam batas wajar. Jangan sampai kita merasa lebih baik dari orang lain hanya karena pencapaian duniawi."

Kakek menambahkan, "Dan yang lebih penting, jangan mudah menghakimi. Jangan mudah mencela atau menghina orang lain hanya karena kita merasa lebih baik."

Teddy menyeringai. "Tapi, Kek, kalau ada orang yang memang pantas dihina karena perilakunya, gimana?"

Kakek menggeleng. "Kita bukan hakim. Allah yang Maha Mengetahui isi hati setiap manusia. Siapa kita sampai berhak menghakimi orang lain?"

Renny menghela napas panjang. "Jadi, apa yang harus kita lakukan, Kek?"

Kakek menatap cucu-cucunya satu persatu.

 "Sederhana saja. Jangan mudah terpesona, jangan mudah menghina. Jangan pamer, jangan iri, dan yang paling penting, selalu bersyukur dengan apa yang kalian miliki."

---

Kesimpulan : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun