Pendidikan | Masalah Pendidikan di Indonesia: Dari Pengiriman Guru ke Malaysia hingga Tantangan Hari Ini
DikToko
(Soetiyastoko)
Pendahuluan:
Sejarah Pengiriman Guru ke Malaysia
Pada akhir 1960-an, tepatnya sekitar tahun 1967, Indonesia banyak mengirimkan guru-guru berkualitasnya, ke Malaysia sebagai bagian dari upaya diplomatik dan kerja sama regional setelah, berakhirnya konflik Konfrontasi Indonesia-Malaysia.
Pengiriman ini merupakan bantuan tenaga pengajar untuk mendukung dunia pendidikan di Malaysia yang saat itu kekurangan guru, terutama di bidang sains, bahasa, dan matematika.
Guru-guru yang dikirim tidak hanya berasal dari latar belakang bahasa Indonesia, tetapi juga dari disiplin ilmu lainnya seperti fisika, kimia, dan matematika.
Meski dilihat sebagai langkah positif dalam hubungan diplomatik, kebijakan ini pada kenyataannya merugikan Indonesia dalam beberapa hal.
Guru-guru yang diberangkatkan adalah tenaga pengajar kita yang berkualitas tinggi -yang sebenarnya- sangat dibutuhkan di dalam negeri.
Akibatnya, Indonesia mengalami kekurangan guru yang berkualitas di beberapa wilayahnya, sebuah masalah yang akibatnya bertahan hingga kini.
Ketertinggalan Pendidikan Indonesia Sejak 1980-an
Memasuki tahun 1980-an, kondisi pendidikan di Indonesia mulai tertinggal dibanding Malaysia.