"Iya, Bu. Orang kadang cuma lihat luar, enggak tahu gimana susahnya di dalam."
Perempuan itu menatap jauh ke arah laut, di mana beberapa peselancar mulai bersiap mengejar ombak pagi.
"Benar! Mereka lihat mobil mewah yang disetirnya, mereka kira dia kaya. Padahal hatinya nyesek tiap kali tagihan cicilan datang."
Nyonya itu tersenyum sejenak, ... Â
"Di sisi lain, ada orang yang duitnya 10 M di bank, tapi naik angkot. Orang kira dia miskin. Dunia ini aneh."
Sang pemijat mengangguk setuju, sesekali menatap wajah pelanggannya yang tampak lebih banyak merenung daripada menikmati pijatan.
"Ya, Bu, yang penting hati kita senang, ya? Kadang apa yang orang pikirkan soal kita  enggak ada hubungannya sama kebahagiaan yang kita rasakan sendiri."
Perempuan itu terkekeh lemah, "Tapi kalau mau aman dari prasangka orang, ya pastikan aja kita punya 25 M di bank dan kemana-mana naik mobil mewah yang enggak nyicil! Dan punya sopir".
Mereka berdua tertawa ringan, bercanda di tengah keindahan pagi itu. Ombak sakin tinggi terus memecah pantai dengan irama yang menegangkan, Menantan para peselancar.
Sesekali terdengar suara anak-anak berlari di pasir yang mulai memanas oleh sinar matahari.
"Wouuuw! Semua ini gara-gara kebanyakan nonton sinetron!" perempuan itu kembali membuka percakapan, kali ini lebih santai.