Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Nenek Shol & Perjalanan Jalur Langit

5 Oktober 2024   07:08 Diperbarui: 5 Oktober 2024   10:38 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya Hagia 3,5 Thn

Cerita Pendek | "Nenek Shol dan Perjalanan Jalur Langit"

DikToko
(Soetiyastoko)

Di lantai 3 sebuah hotel sepi di lereng perbukitan kawasan utara Bandung, Nenek Shol, panggilan sayang untuk seorang wanita yang rajin bersholawat, sedang menikmati kesendiriannya.

Namanya asli sih Denna , tapi cucu-cucunya, terutama Martina   Dulla Kenkov yang cantik berambut pirang,. Dia yang setengah Rusia itu, memanggilnya begitu. "Nenek Shol!"

Setiap kali mereka mendengar suara sholawat mengalun pelan dari ruang tamu atau dalam mobil, mereka sudah tahu siapa pelakunya.

"Halo, Nenek Shol!" Martina yang berumur 9 tahun itu sering kali menyambut Denna dengan tawa ceria setiap kali berkunjung. "Nek Shol sholawatan terus.Sekali-kali nyanyi dong!"

Dan Denna hanya mengangguk sambil tersenyum. "Kalau bukan nenek yang ingat langit, siapa lagi, Cu?" jawabnya penuh haru.

***

Hari itu, Denna berada dalam mode 'isolasi' total. Setelah selesai dengan tes medis yang menguras energi, ia memutuskan untuk mengambil istirahat total. Sesuai saran Psikolognya. Bukannya liburan biasa, ia memilih hotel sekota di daerah Pakar, dekat dengan hutan wisata yang sepi, Bandung utara di atas daerah Dago.

Kamarnya yang berada di lantai 3, bebas dari segala kebisingan lalu lintas kota. "Biar tenang jalur duniawi dan fokus sama jalur langit," gumamnya dalam hati.

Pagi itu, Denna berdiri di balkon hotel, menatap hutan di kejauhan. Udara sejuk-lembab Bandung menerpa wajahnya. Di kejauhan, suara burung-burung saling bersahutan, tapi ia sama sekali tak mendengar suara kendaraan, seperti yang ia inginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun