Sulaeman mengangguk, berusaha bangkit dari tempat duduknya.Â
Tak dinyana, tubuhnya tak lagi kuat. Ia jatuh tersungkur ke lantai. Napasnya tersengal-sengal. Pemilik warung panik, segera berlari mencari bantuan.
Namun, tak ada lagi yang bisa dilakukan. Dalam sekejap, dunia yang dipenuhi warna-warni senja itu berubah menjadi gelap. Sulaeman Badil, yang sepanjang hidupnya mengejar bayang-bayang kebahagiaan & kenikmatan semu, menghembuskan napas terakhirnya di lantai warung makan itu, tanpa keluarga di sisinya.
Di langit yang indah itu, senja akhirnya meredup, hanya tinggalkan  kegelapan malam yang pekat.Â
Begitu pula dengan hidup Prof.DR Sulaeman Badil, yang berakhir tragis di bawah langit yang penuh dengan kenangan pahit dan penyesalan.
*Tamat*
-----------
Pagedangan, Jumat, 16/08/2024 23:34:29
Diantara sayup-sayup suara-suara indah, lomba karaoke di RT tetangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H