Ada juga yang membawa barang dagangan untuk dijual di antara rekan-rekan kerja mereka.
Contoh lain datang dari seorang mahasiswi yang rumahnya cukup jauh dari kampus.Â
Dia harus berganti-ganti moda transportasi untuk sampai di kampusnya. Mulai dari mengendarai sepeda motor, dari rumah.
Memarkirnya di stasiun kereta, dan melanjutkan perjalanan dengan angkutan kota.Â
Karena keterbatasan dana, dia memilih berjalan kaki dari tempat angkot terakhir berhenti  menuju kampus. Meskipun itu cukup melelahkan.
Mahasiswi ini sudah lama ingin mempunyai penghasilan, selain beasiswa yang sedang dinikmatinya.Â
Akhirnya, dia berencana untuk berjualan di kampus. Namun, produk apa yang harus dijual? Target pasarnya adalah teman-teman kuliah.
Setelah berpikir panjang, dia memutuskan untuk menjual makanan. Tapi, dari mana modalnya? Di sinilah kecerdasan dan ide-ide kreatif bermain.Â
Dia memutuskan untuk memanfaatkan kepercayaan. Namun dia tahu, kepercayaan itu tidak bisa didapatkan begitu saja. Harus ada bukti bahwa dirinya dapat dipercaya.
Dia memutuskan untuk berhemat biaya transportasi dengan mengendarai sepeda motor langsung dari rumah ke kampus, meskipun lebih melelahkan dan berisiko.
Semua itu dia lakukan demi mengumpulkan modal awal. Akhirnya, dia memilih untuk menjual makanan yang belum ada di kampus: dodol kornet.