Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fatal: Salah Gestur Saat Presentasi

30 Juni 2024   08:44 Diperbarui: 30 Juni 2024   13:10 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fatal: Salah Gestur Saat Presentasi

Soetiyastoko

Dalam sebuah diskusi hangat di antara puluhan mahasiswa, muncul pertanyaan menarik: "Mengapa mereka lebih menyukai Dosen Alif dan Dosen Hamzah dibandingkan dosen-dosen lainnya?" 

Padahal, secara biodata, keduanya bukanlah lulusan cum laude.
Di sisi lain, ada dosen yang katanya jauh lebih pintar, tetapi presentasi kuliahnya membosankan dan sulit dipahami.

Diskusi tersebut mengerucut ke perihal gestur.
Mahasiswa-mahasiswa itu menarik kesimpulan bahwa ada gestur-gestur atau gerak fisik tertentu yang secara signifikan mempengaruhi efektivitas suatu presentasi. Berikut adalah beberapa poin yang mereka temukan:

Gestur Negatif:


Tangan di dalam saku:

Memberi kesan tertutup dan seperti menyembunyikan sesuatu.

Tangan bersedakep di dada:

Baca juga: Puisi | 10 Februari

Menunjukkan ketidaknyamanan dan kurang percaya diri, seolah-olah sedang berjaga-jaga terhadap "serangan" dari audiens.

Tolak pinggang dan menunjuk dengan jari telunjuk:

Terlihat arogan. Sebaiknya gunakan telapak tangan terbuka atau pointer untuk menunjuk.

Tangan banyak bergerak di sekitar kepala dan wajah:

Menunjukkan ketidaknyamanan dan kurang penguasaan materi, serta kurang fokus.

Menggaruk-garuk kepala:

Tanda kurang mampu mengendalikan diri dan merasa tertekan.

Gerakan tangan yang berlebihan:

Seolah ingin melengkapi penjelasan dengan ucapannya, tetapi justru menunjukkan kurang penguasaan materi.

Terus menerus memandang layar dan membaca tulisan:

Membuat presentasi terasa hambar. Audiens merasa lebih baik membaca buku saja.

Menghindari kontak mata dengan audiens:

Kehilangan kontak mata membuat presentasi membosankan.

Suara datar tanpa intonasi:

Suara yang lemah, terlalu cepat, atau terlalu lambat menyulitkan audiens mempertahankan minat mendengarkan.

Pembicara hanya berdiri di satu titik:

Padahal panggungnya luas, membuat presentasi tidak menarik.

Mimik wajah datar tanpa ekspresi:

Terlihat tidak friendly dan terkesan hanya ingin menyelesaikan tugas, tanpa peduli apakah audiens paham atau tidak.

Gestur Positif:

Sebaliknya, Dosen Alif dan Dosen Hamzah tampaknya memahami betul bagaimana menggunakan gestur dengan efektif.

Gestur yang tepat mampu mendukung dan memperkuat presentasi, membuat audiens tetap tertarik dan memahami materi dengan baik.

Kesimpulan:

Menguasai materi saja tidak cukup untuk menjadi pembicara yang baik. Kemampuan mengendalikan dan menggunakan gestur yang tepat adalah salah satu kunci untuk membuat presentasi menarik dan efektif.

Ini tidak hanya berlaku bagi dosen atau pembicara di forum besar, tetapi juga penting bagi siapa saja yang ingin komunikasi mereka produktif. Bahkan dalam acara berbayar, kemampuan ini menjadi semakin penting agar tidak merugikan waktu dan uang audiens.

Para mahasiswa pun akhirnya sepakat: menguasai dan mengendalikan gestur adalah keterampilan yang perlu dimiliki oleh semua orang, bukan hanya oleh pembicara atau dosen. Sebab, gestur yang baik tidak hanya mendukung komunikasi yang efektif, tetapi juga memastikan bahwa pesan yang disampaikan benar-benar diterima dengan baik oleh audiens.

-------
30/06/2024 08:13:19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun