Soetiyastoko
Ketika aku minta maaf,
mata-mu sembab
"Tak boleh-kah aku mengingatkanmu ?"
Wajah-mu sendu di kalimat itu
"Jika umur-mu bertambah, umur-ku pun tambah, .... "
Pipi-mu basah air-mata
"Kini dikau mudah tersinggung karena usia, aku pun tak beda, ...."
Lalu,
"Disisa hari kita, haruskah diam saja, tak saling ingatkan ketika ada yang salah ? Demi tidak bertengkar ?"
Aku hanya bisa diam
menatap matanya
yang memerah,
luka perasaan
Kudekati
kupeluk
kukecup pipinya,
Di-usapnya pelupuk-ku
"Yaa, .... Sekarang kumaafkan, marah-mu tadi, ...."
Dan, ....
dipeluknya aku
"Selamat, tidur , ... besok pagi kita main sama cucu, ..."
(Apel merah itu terlalu cepat di-unduh, meski keras habis juga, dalam gundah kuku - nyah pelan - pelan. Mungkin sang petani terdesak butuh uang, .... Kami ingin yang murah)
------
Pagedangan, BSD, Kamis, 10/08/2023 00:17:58
Catatan penggalan kebersamaan, ketika cucu datang berkunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H