Pemilu 2024 Dalam Politik Dunia
Perspektif
Dalam konteks politik global, Pemilu di Indonesia tak lepas dari pertarungan kepentingan negara-negara lain.
Dalam hal ini kepentingan RRC melawan kepentingan Eropa dan AS.
Sejarah pemilu di AS pun tak lepas dari persaingan kepentingan global.
Putin lebih merasa beruntung jika Donald Trump meminpin AS. Maka Putin mengerahkan intelijen untuk memenangkan Donald Trump. Sebab dalam perhitungan Rusia, Donald Trump yang cenderung "grusa-grusu"lenih mudah dilawan dibanding kandidat yang lain.
Pilpres Indonesia 2024, sudah dapat dipastikan akan ada pergumulan antara pemangku kepentingan di luar Indonesia.
Mereka tak akan ragu memasok logistik bagi masing-masing jagoannya.
Kebijakan rezim saat ini yang diterima sebagai masalah besar bagi kepeloporan industri Eropa dan AS, harus mereka sudahi, dengan memenangkan kandidat yang pro mereka.
Demikian pula RRC tidak akan tinggal diam. Bahan-bahan tambang strategis, adalah dasar yang penting untuk mengalahkan dominasi AS dan Eropa.
Tak ada negara maju yang rela disaingi kemajuan dan keunggulannya oleh negara manapun, termasuk oleh Indonesia.
Ini adalah tantangan besar bagi kita seluruh warga bangsa Indonesia.
Kita harus menjaga kohesi Bangsa.
Kesadaran bersama itu harus terus dijaga dan dibangun dengan terencana, berkesinambungan.
Tidak boleh ada jiwa oportunis, yang mengorbankan kepentingan nasional, demi ambisi pribadi dan kelompok.
Para diplomat Eropa dan AS, terus bergerak. Demikian pula diplomat RRC.
Dalam skala yang berbeda, secara alamiah Diplomat Indonesia pun harus melakukan hal yang sama, demi mencapai kepentingan nasional.Â
Baik di  Asia Tenggara maupun di semua negara yang ada kedutaan atau perwakilan Indonesia.
Kita belum lupa, beberapa tahun yang lalu 2 orang Diplomat Jerman diusir dari Indonesia, karena berkunjung ke seorang pimpinan oposisi.
Selain itu ditenggarai bahwa Jerman membiayai aktivitas oposisi dan LSM penyerang rezim.
Ingat, Jerman paling terpukul dengan kebijakan rezim: hilirisasi sumber daya alam.
Situasinya mirip adagium "maju kena, mundur kena"
Raksasa-raksasa dunia itu kejam dan keji. Ada yang halus dengan diplomasi-termasuk upaya menyogok para oportunis, LSM , komponen Bangsa.
Ada yang memilih cara militer.
Cara yang kini dianggap elegan dan ekonomis adalah perang proxy , ....
Kita semua harus sabar dan waspada, jangan terperosok ke ring tinju membenturkan setiap kita warga Bangsa.
Dalam sejarah, tak ada pemerintahan yang bersih dari penghianat, oportunis dan koruptor.
Kecuali dimasa Rasul.
Tapi bukan berarti harus skeptis dan pesimis.
Amar ma'ruf, nahi munkar harus kita lakukan.
Seraya berdoa, semoga Allah memberi kita semua, pemimpin dan politisi yang amanah.
Aamiin Yaa Allah, .....
Soetiyastoko
HI - FAK SOSPOL UNPAD 1975