Kesadaran bersama itu harus terus dijaga dan dibangun dengan terencana, berkesinambungan.
Tidak boleh ada jiwa oportunis, yang mengorbankan kepentingan nasional, demi ambisi pribadi dan kelompok.
Para diplomat Eropa dan AS, terus bergerak. Demikian pula diplomat RRC.
Dalam skala yang berbeda, secara alamiah Diplomat Indonesia pun harus melakukan hal yang sama, demi mencapai kepentingan nasional.Â
Baik di  Asia Tenggara maupun di semua negara yang ada kedutaan atau perwakilan Indonesia.
Kita belum lupa, beberapa tahun yang lalu 2 orang Diplomat Jerman diusir dari Indonesia, karena berkunjung ke seorang pimpinan oposisi.
Selain itu ditenggarai bahwa Jerman membiayai aktivitas oposisi dan LSM penyerang rezim.
Ingat, Jerman paling terpukul dengan kebijakan rezim: hilirisasi sumber daya alam.
Situasinya mirip adagium "maju kena, mundur kena"
Raksasa-raksasa dunia itu kejam dan keji. Ada yang halus dengan diplomasi-termasuk upaya menyogok para oportunis, LSM , komponen Bangsa.
Ada yang memilih cara militer.