Puisi  |  Terpenggal Pergantian Tahun
Soetiyastoko
Selalu di akhir tahun seperti ini,
kenangan itu menyibak
Menguak ulang, reka indah-pilu,
perjalanan bersama pertama,
sekaligus
terakhir
bersamamu di akhir rahun itu
dan
melintas awal tahun berikutnya
Perjalanan ziarah
kepada
para wali dan kubur orang tua,
antar-kan-mu
tuntaskan tugas-mu
di dunia ini.
Perjalanan yang indah meski
ber-ujung aral.
Tapi, ...
Mengapa  tega
dalam mimpi semalam,
kau
berkata :
"Sayang-ku, perpisahan yang terlalu cepat datang diantara kita, ... sesungguh-nya suatu anugrah luar biasa, ..."
Kau menatapku lurus, sebelum melanjutkan, ...
"Sayangku, ... Kita belum sempat beda pendapat, belum sempat saling menjengkelkan, belum sempat saling marah, belum sempat saling benci dan menyakiti. Cinta kita tetap indah, tanpa noda, ..."
Kau tega, ...
"Terima kasih sayang-ku, anak semata wayang kita, begitu hebat kau mengasuhnya, menyayangi-nya. Sedangkan aku pergi, sebelum tahu bibitku tumbuh di rahim-mu, ..."
Aku masih berjuang, sedang bayang-mu hilang begitu saja
Kekasih berbahagia-lah disana,
aku masih  harus selesaikan tugasku disini.
Mimpi-ku terpenggal pergantian tahun.
***
Bumi Puspita Asri, berlangit abu-abu, Sabtu 31/12/2022 08:04:12
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H