Puisi  |  Sangkakala
Soetiyastoko
Kelak kau akan
dengar Â
suara dahsyat yang
pekak-kan telinga
Suara itu berhamburan
dari  sangkakala yang ditiup malaikat
Gunung-gunung
terbelah
berhamburan
bak
kapuk
terburai
dari bantal tua
Pada hari itu setiap manusia
lari kesana-kemari dari
saudara
dari
ibu bapaknya,
dari
istri
dan anak-anaknya
Langit berapi
setinggi kepala,
sejuk bagi yang terampuni dosa, banyak pahala ibadah
Lainnya,
mendidih kepala
Setiap orang hari itu disibukan dengan urusannya sendiri
Pada hari itu
ada manusia
yang wajahnya berseri-seri
Tertawa
ceria
amat gembira
Di hari itu pula ada wajah-wajah manusia
yang
tertutup debu,
muram
Mereka
terselubung kegelapan, ditimpa kehinaan
dan
kesusahan
Mereka itu-lah orang-orang yang semasa di dunia
tidak percaya
pada
Tuhan,
nekad - berani
durhaka, pada-Nya
Mereka lebih takut
pada hantu
juga takut
tak
berharta
Tak percaya
ganjaran-pedih
atas
maksiat dan tindak durjana
Ingat,
bertobatlah,
jangan sia-kan
kesempatan-mu
Jangan sampai
dikau
tumpuk
durhaka saat di dunia,
Sengsara di padang mashyar
dan
abadi terbakar api neraka
Bertobat-lah
segera, ...
Mungkin saja,
besok pagi,
kau
sudah terlambat !
***
BPA - Pagedangan, Sabtu 25 Juni 2022, HUT 35 Semeru Jalu-Sulung-ku.
Catatan :
Sangkakala atau sangka adalah sejenis alat tiup yang terbuat dari cangkang kerang. Alat tiup ini disebut sangkakala karena bernama sangka dan ditiup secara berkala atau bunyian berkala. Wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H