Soetiyastoko
Ah, kamu
masih seperti dulu
pandai merayu
aku pun tersipu
Waktu yang berlalu,
hari-hari sendu
kenang dirimu,
tak kusangka bisa bertemu
dirimu
Aku hafal senyummu
aku
suka sudut bibirmu
Kukira dulu
akan selalu
bersamamu
Ternyata tak begitu
Kau temanku
sebelum jadi kekasihku,
aku
tahu lugumu
juga bengalmu
Kukira kau
menjadi yang baru,
'kan berubah sikapmu
Begina-beginu
hanya untukku
Nyatanya kau
tak begitu
Kau tetap kamu
Mestinya hanya aku
yang selalu
diboncenganmu
Kau
tidak-kah tahu
wajah-ku cemburu
saat dulu,
kau
minta ijinku
antarkan  kawan cantikku
Aku
heran mau
begitu,
mestinya aku
bersisian denganmu,
bermotor kerumahku !
Kau
saat itu,
sungguh terlalu
Itu-kan malam minggu
Usai rapat itu
mestinya kau
dengan-ku
Bukan antar pesaing-ku
Aah kamu,
katamu
sayang aku, ...
Tapi kok begitu
(Kamu tidak baca sikap dan kata-kataku, ... Saat kubilang: "Mulai sekarang, kita temenan saja, yaa, ..." Aku menguji kesungguhanmu padaku. Tapi kau diam termanggu. Tidak menahanku, saat tinggalkan-mu)
Sebenarnya kamu, ...
Saat dulu itu
Sungguhkah inginkan-kuÂ
Cintai-ku ?
Sekarang matamu
sayu
sesali semua itu
Tapi kamu
kini merayu, ..
Kedele sudah jadi tahu !
Tak mungkin waktu
kembali  ke dulu, ...
(Maaf, sekian dulu. Bila ada waktu, Â aku mau ketemu lagi, ...
Cucuku  sudah gak sabar minta dibelikan susu.
Lihat juga  cucumu, merengek minta roti keju)
***
Serpong dimandikan malam, dengan gerimis  tipis. Minggu 19 Juni 2022 ditemani, Fabio Quartararo.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI