Tawaran serupa yang kini gencar diiklankan di televisi.
Seolah-olah dewa penolong, untuk lampiaskan semangat hedonisme. Meningkatkan pola konsumtif, yang semestinya belum jadi kebutuhan pokok yang mendesak.
Bahkan voucher game, ticket konser juga ditawarkan dengan pola yang sama. Kredit, tentu saja berbunga.
Televisi, berbagai media sosial dengan mudahnya menawarkan hal-hal di atas.
Iklan-iklan maksiat, hal-hal haram dengan gencar diiming-imingkan.
Sudah saatnya iklan-iklan sejenis di atas dibubuhkan label "bukan untuk muslim taqwa", jika membubuhkan tulisan "produk haram" dianggap terlalu keras. Dipersepsi sebagai penghinaan.
Langkah di atas perlu segera ditindak lanjutkan. Perlindungan yang demikian adalah untuk keselamatan umat di dunia dan akhirat.
Jangan dibiarkan pelanggaran yang demikian, jadi dianggap sepele dan biasa.
Setiap kali, umat mendengar ajakan meningkatkan taqwa. Namun kini, ajakan merusak ketaqwaan jauh lebih gencar.
Kita bersama-sama meneriakan pentingnya perbaikan mental bangsa. Memacu dilaksanakannya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Namun bagaimana bisa terwujud, bila setiap hari dipertontonkan keburukan-maksiat. Di berbagai media.