Bahkan, "Nanti, kalau sudah lulus, ... jadi ASN saja yaa, ... Enak lho jadi aparatur sipil negara, dapat uang pensiun. Walau gaji-nya kecil, tidak masalah, ... buktinya banyak ASN yang kaya, punya mobil baru yang keren". Kalimat itu terpaksa jadi klise di telingaku. Terlalu sering kudengar.
"Jadi ASN ini, yang penting pandai-pandai-lah, ojo kemlinthi, pasti banyak rejeki, apalagi di tempat yang basah" , kalimat ini yang kudengar dari kawan kost-ku yang asli Boyolali, meniru kalimat politisi sebuah partai yang ditulis di media online, ...
Aku juga terkadang, terpikir, ayah-ku yang kata orang, jadi juragan kain batik, se-umur-umur belum pernah beli mobil baru. Selalu beli yang bekas, umur 10 tahun ke.atas.
Aku minta motor sporrt pun susah. Dibelikannya scooter itali. Itu-pun bekas. "Mesin dan body-nya awet" , kata bundaku.
Tapi, aku tak pantas menyebutnya pelit. Tak ada kebutuhan-ku yang terlantar dan tak terpenuhi. Secara fungsional sangat cukup.
Secara "gengsi" , itu urusan lain. Keluarga kami tak pernah "menyembah" gengsi.
***
Di hari-hari seperti ini, ditahun-tahun yang lalu, aku sudah bersliweran di sudut-sudut kota Pekalongan. Janjian ketemuan sama teman-teman. Teman-anak tetangga, hingga teman sekolah.
Bunda, tak pernah keberatan aku mentraktir mereka. Beliau hampir selalu ikut, jika ketemuan dengan kawan-kawan semasa di Taman Kanak-Kanak.
Ibu kawan-kawanku pun banyak yang ikut, ketemuan dan foto-foto. Termasuk di video-kan.
Aku senang, tepatnya tambah senang. Bukan-apa-apa, ... Seban uang jajanku jadi aman, karena bila bersama Bunda, beliau-lah yang selalu membayar tagihan makan bersama.