Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Edukasi | Skripsi

8 Juni 2022   04:31 Diperbarui: 5 Juli 2024   21:07 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, "Nanti, kalau sudah lulus, ... jadi ASN saja yaa, ... Enak lho jadi aparatur sipil negara, dapat uang pensiun. Walau gaji-nya kecil, tidak masalah, ... buktinya banyak ASN yang kaya, punya mobil baru yang keren". Kalimat itu terpaksa jadi klise di telingaku. Terlalu sering kudengar.

"Jadi ASN ini, yang penting pandai-pandai-lah, ojo kemlinthi, pasti banyak rejeki, apalagi di tempat yang basah" , kalimat ini yang kudengar dari kawan kost-ku yang asli Boyolali, meniru kalimat politisi sebuah partai yang ditulis di media online, ...

Aku juga terkadang, terpikir, ayah-ku yang kata orang, jadi juragan kain batik, se-umur-umur belum pernah beli mobil baru. Selalu beli yang bekas, umur 10 tahun ke.atas.

Aku minta motor sporrt pun susah. Dibelikannya scooter itali. Itu-pun bekas. "Mesin dan body-nya awet" , kata bundaku.

Tapi, aku tak pantas menyebutnya pelit. Tak ada kebutuhan-ku yang terlantar dan tak terpenuhi. Secara fungsional sangat cukup.

Secara "gengsi" , itu urusan lain. Keluarga kami tak pernah "menyembah" gengsi.

***

Di hari-hari seperti ini, ditahun-tahun yang lalu, aku sudah bersliweran di sudut-sudut kota Pekalongan. Janjian ketemuan sama teman-teman. Teman-anak tetangga, hingga teman sekolah.

Bunda, tak pernah keberatan aku mentraktir mereka. Beliau hampir selalu ikut, jika ketemuan dengan kawan-kawan semasa di Taman Kanak-Kanak.

Ibu kawan-kawanku pun banyak yang ikut, ketemuan dan foto-foto. Termasuk di video-kan.

Aku senang, tepatnya tambah senang. Bukan-apa-apa, ... Seban uang jajanku jadi aman, karena bila bersama Bunda, beliau-lah yang selalu membayar tagihan makan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun