Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Lumpur & Cangkul

3 Juni 2022   07:57 Diperbarui: 3 Juni 2022   08:08 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  |  Lumpur & Cangkul

Soetiyastoko

Sering tak dipedulikan
dikala
tanda tanya untuk pernyataan :
"Kepedulian-mu, tidak mereka butuhkan, ..."

Sementara
dibalik tanah
yang di olah,
lumpur dan cangkul,
tumbuhan
yang
di tanam
Adalah bukti nyata
kepedulian-kemanusiaan

Padi, sayur-mayur
buah-buahan
yang mereka hasilkan,
memelihara hidup dan kehidupan manusia

Ini
sungguh
fardhu kifayah
Jika tak ada yang lakukan
berhenti-lah kehidupan

Benar,
bertani adalah memelihara harapan,
ditengah ketidakpastian.

Kekeringan, kebanjiran, hama wereng, tikus bahkan burung, kelelawar ...
bahkan, orang !
Terjal-nya tantangan yang harus dihadapi,
dicegah, diselesaikan

Adalagi, ...
jika semua sukses menuai, produksi melimpah, ...
maka
harga turun drastis.

Panen raya tak selalu tanda sejahtera,
ada-kalanya
jadi bermula merana

Itu adalah pukulan telak
bagi
pengabdiannya

Tetapi petani,
terus mengolah sawah
dan
ladang
Setiap kali
mulai menanam lagi

(Petani, tidak sedang menempuh kehidupannya sendiri. Mereka peduli kamu, peduli perut-mu. Agar hidup-mu berlanjut)

***

Persembahan untuk karib-ku Suryantoko, Anton Sumarsono & semua petani, beras-mu: nikmat dan kenyang-ku.

Leyehan-rebahan di BPA - BSD, Jumat 3 Juni 2022. Terbayang lumpur dan cangkul, saat santap nasi goreng-ceplok telur, tadi pagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun