Puisi  |
Arus Pendek - Korslet
Demi jiwa-jiwa yang sakit
Jangan pernah ikut terusik
Biarkan dan doa-kan
untuk
kesembuhan-nya
Sakit jiwa-nya, telah buat
segala
bagi-nya
terasa
menyakiti roh dan raga-nya
Kata-kata yang keluar
dari
mulut-nya
adalah
pantulan
yang dia rasa,
sebagai menyakiti dirinya, ...
Orang korslet seperti itu
bukan
untuk
kita
tanggapi
Agar  kita tak tertular
jiwa yang belangsak, ...
Dia bukan lawan tanding kita
Dia pasien yang rawan tularkan korslet-nya
Sukses orang lain,
baginya
sembilu
yang mengiris-iris,
pedih
Kegagalan orang lain, baginya
tak ubah-nya
seperti
dua tangkup
es krim nikmat
termahal
di
super market
Dia amat menyukai-nya
Demi kesembuhan
jiwa-jiwa yang sakit,
jangan pernah ditanggapi
Biarkan kata-katanya
yang
nylekit, ...
Nyinyirannya yang pahit
Celetukan dan cemooh-nya, rendahkan harkatnya sendiri
Biarkan,
bebaskan teriakan-nya
jangan beri tempat
memantul
(Jadikan pelajaran, untuk tidak  bertingkah seperti itu)
Semoga bisa sembuh, ...
Bagaimana pun, saudara kita juga
Kalau-pun tak kunjung sembuh,
kematian
sudah berjanji
sembuhkan
jiwa-jiwa sakit
yang
gemar
lontar-kan
sikap dan kalimat
gambaran jiwa-nya
yang penuh
tanda seru berpelantang
(Sekali lagi, doa-kan saja: "Yaa Allah, sembuhkanlah sakit jiwa-nya. Cegah-lah, jangan sampai menular kepada kami, pendukung NKRI & Pancasila" . Aamiin).
***
Ditulis di BSD - Kab. Tangerang, untuk menandai tanggal 20 Mei 2022.
Mari kita rawat kebersamaan dalam lingkup megah NKRI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H