Aku tahu,
sebenarnya dikau-pun lelah,
dari target pekerjaan
dan
berjam-jam
di kemacetan kota
Tapi kau selalu tersenyum
dan
berkata,
"Terima kasih, telah mengurus anak-anak dengan telaten dan sabar, ..."
Kalimat-mu itu bagai puisi,
setiap kau ucapkan,
seperti
air sejuk yang binarkan ceria-ku
Hari ini, hari ketujuh kepergian-mu
Keberangkatan-mu yang terburu-buru
ke
pelabuhan udara
Ternyata dijemput malaikat
di
jalan tol
(Pagi itu tak sempat kucubit pinggang-mu, kening-ku pun kau lewatkan, tak kau kecup)
Tujuh hari dikau sudah pergi
Besok pagi hari ke-delapan
anak-mantu dan cucu
pamit pulang
kehidupan dilanjutkan
Anak-anak kembali kerja
para cucu ke sekolah
Aku tak ingin rumah ini dingin dibebat sepi
Aku tak ingin rumah ini, jadi penjara tak terkunci