Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Kini

19 Mei 2022   11:46 Diperbarui: 19 Mei 2022   11:51 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tahu,
sebenarnya dikau-pun lelah,
dari target pekerjaan
dan
berjam-jam
di kemacetan kota

Tapi kau selalu tersenyum
dan
berkata,
"Terima kasih, telah mengurus anak-anak dengan telaten dan sabar, ..."

Kalimat-mu itu bagai puisi,
setiap kau ucapkan,
seperti
air sejuk yang binarkan ceria-ku

Hari ini, hari ketujuh kepergian-mu

Keberangkatan-mu yang terburu-buru
ke
pelabuhan udara

Ternyata dijemput malaikat
di
jalan tol

(Pagi itu tak sempat kucubit pinggang-mu, kening-ku pun kau lewatkan, tak kau kecup)

Tujuh hari dikau sudah pergi

Besok pagi hari ke-delapan
anak-mantu dan cucu
pamit pulang
kehidupan dilanjutkan

Anak-anak kembali kerja
para cucu ke sekolah

Aku tak ingin rumah ini dingin dibebat sepi
Aku tak ingin rumah ini, jadi penjara tak terkunci

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun