Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Maksiat Terselubung, Seolah Baik-baik Saja: Tempe Ini Haram

2 Februari 2022   16:41 Diperbarui: 2 Februari 2022   17:06 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Benar, juga yaa, Pak, .... minuman keras itu tidak menjadi halal, walau kita beli dengan uang halal"

Menyewa lapak kepada penyerobot lahan pihak lain, sama dengan mendukung sebuah kejahatan.

Suatu maksiat yang terselubung. Seolah-olah baik-baik saja. Benar yang modelnya seperti ini makin marak dan dianggap biasa.

Perlu ekstra waspada, saat belanja. Apalagi jika mau bikin usaha harus hati-hati jangan disembarang tempat. Jangan sampai sampai malah jadi penyebar maksiat. Jauh dari keberkahan.

***

Pembicara bijak itu mengelap jok motor bebeknya. Distater tak kunjung hidup. Akhirnya dia dorong cepat-cepat, lalu dengan sigap dia loncat keatasnya, kemudian masuk gigi dua. Seperti gaya anak muda tahun 70-an Mesinnya langsung hidup. 

Gerimis menghapus jejak motor bebek tua, arahnya ke Rawalumbu.

"Terima kasih Yaa Allah, telah Kau ijinkan aku menjelaskan hal itu. Tetapi sudah benarkah yang kusampaikan tadi ? Aku mohon ampun padaMu, bila ternyata banyak yang keliru, ..."

Diusapnya pelupuk mata, entah tetesan hujan yang menimpa, atau justru air matanya sendiri. Saru !


***

BPA, Rabu 2 Februari 2022 siang benderang, terkepung suara pilu burung kedasih bin tampi bin sintir. Konon pertanda ada Malaikat bersiap mencabut nyawa, atau ada perjinahan sedang berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun