Diary  |  JNE , Terima Kasih Pencerahannya
Soetiyastoko
Warung Padang sebelah kiri jalan, sebelum persimpangan rel kereta api itu, terbukti enak dan murah. Halaman parkirnya yang tak terlalu luas, selalu dipenuhi sepeda motor.
Pengunjung yang banyak, kata ayahku, indikator bahwa tempat makan itu enak dan murah. Sebuah rumus panduan sederhana , untuk memilih lokasi mengisi perut. Di tempat atau kota yang baru dikunjungi, belum pernah kuketahui.
Aku tak percaya rekomendasi atau ulasan tempat makan di internet. Setelah beberapa kali kucoba, hasilnya mengecewakan.
Pengunjung warung itu, silih berganti. Dari jacket dan helm yang disangkutkan di spion motor, bisa kutahu mereka sebagian besar ojeker online.
Ada tiga Blindvan dari ekpedisi yang berbeda, walau merk dan jenis mobilnya sama. Pintu sampingnya digeser, Â memudahkan menaik-turunkan dus-dus paket.
Aku mau makan di situ juga, tapi bingung, mau parkir di mana. Perutku sudah bernyanyi sumbang, maklum dari pagi belum makan.
Rejeki anak soleh, akhirnya dapat juga tempat parkir. Pas di bawah pohon rindang.
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!