Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Korupsi: Vonis 9 dan 11 Tahun Penjara

12 Januari 2022   18:28 Diperbarui: 12 Januari 2022   18:28 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Kedua, kelompok yang pesimis. Mereka meyakini selain yang sudah divonis, masih banyak pelaku tipikor yang aman-aman saja. Belum tersandung, belum kena sialnya. Jadi masih bersiul-siul menikmati hasil korupsi.

Sementara bila tipikor yang tersidik dan terbukti itu setara gunung es yang terapung-apung dilaut. Maka yang tidak terlihat, alias terbenam, adalah sembilan kali lipat.

Bahkan ada yang berasumsi, jumlahnya tidak seperti itu. Jauh lebih banyak.

Kelompok pesimis ini pun, sulit untuk percaya bahwa proses pembersihan diri sendiri ini, mampu benar-benar meminimalisir tipikor.

Orang-orang berkedudukan tinggi dan memiliki kewenangan tinggi, mestinya menghadirkan keadilan, kejujuran serta kesejahteraan. Ternyata jauh rupa dari panggang. Itu pendapat mereka.

Dalam Kompasiana, ini ada artikel yang mengulas korupsi dana Bos oleh kepala sekolah. Dana bantuan itu sekilas yang dikorupsi dari jatah seseorang, amat kecil. Tetapi setelah dikalikan sekian, jumlahnya luar biasa.

Meski 1 rupiah saja, korupsi tetaplah korupsi, tulisnya.

Meniadakan korupsi sampai semua orang jadi suci, adalah mimpi. Bahkan untuk meminimalisir saja kita belum tahu, kapan bisa tercapai.

Kita perlu melibatkan banyak pihak, banyak kementrian. Bahkan semua warga bangsa, agar prilaku destruktif bin maksiat ini, menurun angka kejadiannya.

Kalaupun semua lembaga penegak hukum mengerahkan seluruh potensinya. Penjara pasti tidak mampu menampung para terhukum tipikor.

Berapa penjara sejenis panjara Sukamiskin yang konon "wah" itu, harus dibangun ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun