Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Tidak, Pak RT! Sumpah! Saya Hanya Disuruh Produser!"

14 Desember 2021   22:14 Diperbarui: 14 Desember 2021   22:33 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berita yang muncul di gawai, "Yang sudah disatukan Tuhan itu akan dipisahkan, walaupun keduanya sudah berhenti nafas. Satu lubang, peti-nya seperti di pelaminan. Berdampingan. Salah satunya akan dipindahkan, ...."

Aku heran, wartawan-wartawan model sekarang, 'kok laporan jurnalistik-nya, seperti itu ?

Boleh, dong, aku bertanya dan mempertanyakannya.

"Pak RT, berhenti dulu berkhayalnya, gantiin Pak RW yang sudah 3 kali KO". Buah-buah catur itu sudah tersusun lagi. Siap dimainkan. Kulambaikan tanganku, "Lagi tanggung, nih. Harus dinaikkan pagi ini" , jawabku.

Kalimat-kalimat terus kuketikan di tablet pemberian anak sulungku.

Mataku tiba-tiba ditarik suara papan kaca gambar bergerak, yang tergantung di dinding pos ronda. Katanya ada tasyakuran 40 hari-nya korban pajero sport di jalan tol.

Kali ini, sudah terjadi, gambar yang jadi latar belakang sudah sendiri. Sudah dipisah. Suaminya tak terlihat gambarnya di acara itu. Aah, begitu teganya manusia.

Di gambar berikutnya, bergantian muncul video, orang yang status hubungannya besan itu.

Wartawan-wartawan, wawancara kalian hanya memicu pertengkaran dan dosa.

"Tidak, Pak RT ! Sumpah !  Saya hanya disuruh produser!"

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun