Tragedi Miris, Korban Pinjaman Online Berjatuhan Telah
Oleh : Soetiyastoko
Belakangan ini marak berita tentang korban pinjaman online. Bunga-berbunga bila telat bayar. Hutang itu menjadi berlipat-lipat jumlahnya, dibanding uang pinjaman awal.
Sebelum artikel dilanjutkan, kami sampaikan berikut ini, kutipan berita, ...
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkap sisi gelap pinjaman online (pinjol) ilegal.
Salah satunya, tetap melakukan penagihan, terhadap keluarga dari warga yang bunuh diri akibat tertekan oleh penagih utang.
Mulanya, kisah dia, orang tersebut hanya meminjam uang sebesar Rp1,2 juta.
Setelah jumlah tagihan kian meningkat, teror dari pinjol ilegal makin menjadi.
"Pinjam hanya uang Rp1.200.000 lalu naik, naik, naik terus lalu meninggal bunuh diri," kata Mahfud dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (22/10).
Demikian kutipan tersebut. Kami lanjutkan tulisan ini, .....
Peminjaman uang yang diberikan atas dasar pengajuan permintaan sejumlah dana, lewat gawai, handphone.
Sama sekali tanpa pengecekan kelayakan sang peminjam. Lembaga peminjaman "main hantam kromo" , semua peminjam dilayani. Sepintas, sepertinya tidak menghiraukan, kemungkinan si peminjam gagal bayar. Tidak mampu mengembalikan pokok hutang dan bunganya.
Tinggal klik, tawaran pinjaman lalu mengetikan beberapa data diri. Dilengkapi salinan identitas dan foto. Nomer rekening, titik.
Setelah keesokannya dana pinjaman sudah terkirim.
Siap digunakan, oleh sang peminjam. Terserah, untuk penggunaan apa saja.
Kemudahan itu, tampak seperti "dewa penolong" yang tersenyum manis dan baik hati.
Siapa yang tidak tergoda, saat butuh-butuhnya uang untuk bayar tunggakan cicilan kredit motor, ada yang menawarkan pinjaman tanpa syarat.
Pihak yang menawarkan pinjaman ini, begitu menarik. Mereka muncul, tanpa diundang. Langsung kehadapan setiap pribadi yang disasar. Di layar gawainya. Begitu leluasa dan tampak amat mudah.
Sangat menggoda. Lebih menarik dari permen yang paling asyik enaknya.
Di balik semua itu, muncul pertanyaan dari orang-orang yang kritis. Diantaranya, "Dari mana mereka mendapatkan nomer kontak-ku ?"
"Siapa yang memberikan, operator sim-card, kah ?" Atau siapa dan bagaimana prosesnya, hingga nomer gawai itu bisa dikuasainya ?
Penulis tidak bermaksud mengupas jawabannya di sini. Itu bisa dijawab dalam tulisan tersendiri.
Kemudahan peminjaman itu sudah dilengkapi dengan berbagai cara penanggulangan resiko.
Pertama, bunga yang amat tinggi. Seperti ular phyton, siap melilit dan meremukan tulang-tulang korbannya.
Kedua, tim penagih hutang yang "tangguh". Siap menteror peminjam yang tidak mampu menepati kesepakatannya. Ingkar janji bayar tepat waktu.
Semua lembaga peminjaman, baik yang terdaftar dan beriijin atau pun yang "liar" , tidak resmi. Siap dengan mekanisme di atas. Dari yang paling "halus dan ringan hingga yang kasar dan berat".
Mereka sudah menghitung resiko dan keuntungan usahanya.
Tidak perlu lakukan survey kelayakan calon peminjam. Seperti yang biasa dilakukan lembaga peminjaman konvensional.
Penilaian bank besar terhadap calon peminjam biasanya mencakup 5C, yaitu mencakup watak (character), kemampuan (capacity), modal (capital), jaminan (collateral) dan kondisi atau prospek usaha (condition of economic).
Bank besar yang ikut menawarkan pinjaman online, mereka tidak melewatkan prosedur di atas.
Bila anda mendapat tawaran pinjaman online dari bank besar, mereka sudah menguasai data anda. Mereka sudah tahu jumlah pendapatan anda. Tidak ngawur, asal memberi anda tawaran pinjaman.
Dari mana bank besar itu punya data anda ? Kemungkinan dari oknum bagian transfer gaji di perusahaan tempat anda bekerja. Bisa juga dari oknum bank yang menjadi mitra pengiriman gaji.
Terlepas dari semua hal di atas, praktek memberi pinjaman atau menerima pinjaman yang dikenai bunga. Konon dilarang oleh setiap agama.
Bahkan tergolong perbuatan dosa yang amat besar. Bukan hanya pemberi dan penerima pinjaman saja  yang terkena dosa besar. Tetapi semua pihak yang terlibat.
Sekalipun dia hanya pesuruh kantor, penerima tamu, penjaga keamanan atau sopir dan montir yang dibayar dari lembaga peminjaman berbunga. Praktek Riba.
Anda boleh tertawa dan tidak percaya. Karena ini masalah keyakinan. Penasaran, lebih baik mengkonfirmasi kepada tokoh keyakinan yang anda percayai.
Masalah pinjaman berbunga yang sering memicu tragedi ini, telah kami kupas bersama bapak Imadudin, "berangkat" dari kisah nyata beliau. Disajikan dalam sebuah buku yang akan segera terbit.
Judulnya, "Kisah Nyata
Perjuangan Bebaskan Diri
Dari Belenggu Dan Cekikan Hutang".
Penulis, berharap dengan membaca buku tersebut akan banyak orang yang terhindar dari tragedi miris. Akibat pinjaman berbunga. Tidak hanya akibat pinjaman online. ***
Pagedangan beratap abu-abu mendung, Senin 22 Nopember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H