Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebuah Cara Pandang: Tingkatkan Manfaat, Suatu Nilai Tambah

12 November 2021   18:08 Diperbarui: 12 November 2021   18:44 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sebuah Cara Pandang: Tingkatkan Manfaat, Suatu Nilai Tambah

Oleh : Soetiyastoko

Mengerjakan sesuatu, menghasilkan sesuatu yang menyenangkan diri sendiri. Adalah sah-sah saja. Meskipun menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, biaya, sumberdaya dan kreatifitas.

Aktifitas seperti itu, bisa berupa olahraga, seni, sastra, berkebun, produksi sesuatu, traveling, mendaki gunung atau sekedar diskusi. Bahkan apapun termasuk ngobrol tanpa isi, dll. "Just for fun".

Tidak ada yang salah.

Namun bagi sebagian orang yang bersemboyan "time is money". Keadaannya jadi berbeda. Aktivitas apapun, sebisa mungkin mendatangkan uang.

Semboyannya berubah menjadi, "time just for fun and money".

Sebuah cara pandang, meningkatkan manfaat, suatu nilai tambah.

Luar biasa, nongkrong-nongkrong bersama teman, jadi sesuatu yang menyenangkan, sekaligus mendatangkan uang.

Mana, bisa ?

Jawabnya, tentu bisa. Sepanjang dipikirkan, direncanakan, untuk sesuatu yang fun dan membuat dompet, minimal tetap tebal.

Ada orang senang bersosialisasi, dia ikuti perkumpulan ini dan itu. Saat bertemu kawan-kawan, dia tawarkan aneka produk. Tanpa perlu membawa barang-barang dagangannya.

Setiap kawan, setelah selesai pertemuan-pulang. Ditindak lanjutkan, di follow up. Terjadilah transaksi-transaksi yang menguntungkan dan makin menyenangkan hatinya.

Kelompok-kelompok tempatnya bersosialisasi dan menemukan teman-teman baru itu, sengaja dibidik dengan perencanaan yang baik.

Mulai, kelompok senam ini dan itu, arisan, kelompok seminat atau hobby. Teman se-almamater, kelompok ibadah, kelompok profesi. Penggemar burung, ikan atau hewan peliharaan lainnya. Termasuk kelompok Ibu yang anaknya lahir di bulan yang sama. Bahkan kelompok penyandang penyakit tertentu. Dlsb.


Di semua kelompak, ada saja yang jadi konsumennya. Produk yang dijual beragam dia sesuaikan dengan kebutuhan dan minat calon pembeli yang disasar.

Bagaimana dengan yang memproduksi seni untuk hobby. Atau pendaki gunung dan seorang gemar menulis .

Hobby yang semata-mata memperturutkan kata hati, bisa saja produk yang dihasilkan, laku dijual. Diminati banyak orang.

Sebuah lagu, lirik, karya sastra, konten video, lukisan yang laku dipasaran; adalah yang bernilai menurut peminatnya. Sehingga mereka mau mengkonsumsinya. Mau mengeluarkan uang, demi mendapatkan atau menikmatinya.

Pendaki gunung, penggemar wisata, penghobby makan. Mereka bisa mengabadikan aktivitasnya dalam potret atau pun video. Sesuatu yang dibuat dan direncanakan agar bernilai di depan calon audiencenya. Tentu dapat menghasilkan uang.

Misalnya dengan menuliskan, membukukan atau menayangkan di media dalam jaringan, dunia maya.

Intinya, selaraskan hobby anda dengan nilai-nilai atau selera kekinian di arus utama, mainstream. Bidik kandidat penyuka aktivitas anda.

Buat mereka kenal dan membutuhkan produk anda. Ganggu kepuasan yang sudah menetap, hingga membutuhkan sesuatu yang baru. Kebutuhan baru yang dapat dipenuhi oleh karya atau produk anda. Membuka ceruk pasar, dengan inovasi.

Upaya itu, menjadikan segala aktivitas anda benar-benar tidak sekedar fun, bagi diri sendiri. Namun bernilai secara komersial. Uang yang anda dapatkan, tentu menambah kesenangan.

Berbeda, bila yang anda kerjakan, hanya berangkat dari kalimat nasehat masa lalu. "Kerjakan saja sebagaimana yang kau mau, sepanjang membuat dirimu senang, dan tidak mengganggu orang lain".

Anda mencipta lagu, nada dan iramanya amat bagus menurut diri sendiri. Lirik-nya pun begitu, pilihan katanya "njelimet" bahasa tua. Tak banyak yang bisa mengerti maksudnya.

Lagu itu menurut anda, sebagai penciptanya dan orang dekat sekitar. amat hebat dan mengasyikan. Tetapi tidak laku, padahal notasi dan chord nya sudah amat ribet. Namun hanya merdu dan indah ditelinga anda sendiri.

Karya yang telah menghabiskan, waktu, pikiran dan tenaga itu; tidak laku dijual. Mungkin bagi anda, tidak menjadi masalah.

Hanya memenuhi hobby dan demi kesenangan diri anda sendiri. Persis dengan orang yang menyewa kapal laut, berhari-hari  memancing di tengah samudra.

Setiap ikan yang terpancing, dilepas dari kail dengan mulut robek. Ikan-ikan itu tidak di bawa pulang. Di lemparkan kembali ke birunya laut. Sia-sia dan menyiksa ikan.

Berbeda bila hasil melaut itu dijual, jadi uang atau dibagikan secara cuma-cuma. Tentu menjadi keberkahan.

Akan terjadi akumulasi positif, syukur bila uang itu, sebagian anda salurkan. Kepada yang kurang beruntung atau yayasan sosial.

Anda, sungguh hebat.

Mungkin masih punya sedikit waktu untuk sekedar, mendefinisikan kembali hobby atau apapun kesenangan yang anda tekuni selama ini. Menjadi sesuatu yang makin bermanfaat.

Tidak sekedar sesuatu yang menghadirkan rasa senang, dan juga perasaan santai, meningkatkan mood.

Anda mau mencoba ?
Anda hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun