Setiap kawan, setelah selesai pertemuan-pulang. Ditindak lanjutkan, di follow up. Terjadilah transaksi-transaksi yang menguntungkan dan makin menyenangkan hatinya.
Kelompok-kelompok tempatnya bersosialisasi dan menemukan teman-teman baru itu, sengaja dibidik dengan perencanaan yang baik.
Mulai, kelompok senam ini dan itu, arisan, kelompok seminat atau hobby. Teman se-almamater, kelompok ibadah, kelompok profesi. Penggemar burung, ikan atau hewan peliharaan lainnya. Termasuk kelompok Ibu yang anaknya lahir di bulan yang sama. Bahkan kelompok penyandang penyakit tertentu. Dlsb.
Di semua kelompak, ada saja yang jadi konsumennya. Produk yang dijual beragam dia sesuaikan dengan kebutuhan dan minat calon pembeli yang disasar.
Bagaimana dengan yang memproduksi seni untuk hobby. Atau pendaki gunung dan seorang gemar menulis .
Hobby yang semata-mata memperturutkan kata hati, bisa saja produk yang dihasilkan, laku dijual. Diminati banyak orang.
Sebuah lagu, lirik, karya sastra, konten video, lukisan yang laku dipasaran; adalah yang bernilai menurut peminatnya. Sehingga mereka mau mengkonsumsinya. Mau mengeluarkan uang, demi mendapatkan atau menikmatinya.
Pendaki gunung, penggemar wisata, penghobby makan. Mereka bisa mengabadikan aktivitasnya dalam potret atau pun video. Sesuatu yang dibuat dan direncanakan agar bernilai di depan calon audiencenya. Tentu dapat menghasilkan uang.
Misalnya dengan menuliskan, membukukan atau menayangkan di media dalam jaringan, dunia maya.
Intinya, selaraskan hobby anda dengan nilai-nilai atau selera kekinian di arus utama, mainstream. Bidik kandidat penyuka aktivitas anda.
Buat mereka kenal dan membutuhkan produk anda. Ganggu kepuasan yang sudah menetap, hingga membutuhkan sesuatu yang baru. Kebutuhan baru yang dapat dipenuhi oleh karya atau produk anda. Membuka ceruk pasar, dengan inovasi.