Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Feodalisme Profesi sebagai Penghambat Aktualisasi Potensi Bangsa

12 November 2021   02:03 Diperbarui: 12 November 2021   02:07 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jabatan dan profesi adalah pembeda berikutnya.

Lalu bagaimana dengan status pendidikan, adakah pengaruhnya terhadap status sosial di Indonesia ?

Tetap ada pengaruhnya, namun tidak cukup berarti. Tidak signifikan.

Kecuali, bila tingkat pendidikan telah mengantarkan seseorang pada status ekonomi yang baik.

Paragraf di atas, tidak dalam rangka menyebut atau menyimpulkan bahwa pendidikan tidak penting.

Ini amat berbeda, kala disebut bahwa ada beberapa artis yang  sukses besar dalam mengumpulkan materi. Walau secara pendidikan formalnya tidak sampai jenjang sarjana. Itu soal lain, soal profesionalitas dalam berkesenian.

Namun, tidak bisa dibantah; harta kekayaannya, telah menempatkan dirinya pada status sosial yang tinggi. Disamping popularitas. Bahkan bisa dijadikan modal untuk mendapatkan jabatan politik.

Kembali pada soal penghargaan terhadap profesi dan hubungannya dengan pengoptimalan produktivitas bangsa.

Ini adalah titik rawan dalam membangun kehidupan sosial yang lebih baik.

Feodalisme profesi, juga telah memicu terjadinya praktek seleksi tenaga kerja yang tidak fair dan koruptif.

Termasuk jual beli jabatan politik, publik dan aparatur negara, sogok-menyogok dan munculnya istilah "orang dalam" .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun