Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sebuah Dilema Merantaukan Anak untuk Menuntut Ilmu

28 Oktober 2021   01:24 Diperbarui: 30 Oktober 2021   12:45 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pergi merantau. (DOK KOMPAS/SUPRIYANTO)

Tidak ada pula data yang menyebabkan hal-hal di atas terjadi. Sehingga kita tidak bisa belajar, bagaimana seharusnya, persiapan yang harus dilakukan orangtua dan anaknya.

Agar tingkat sukses dan keberhasilannya lebih tinggi. Saat mereka menjalankannya. Tidak sekedar lulus dan berijazah. Apalagi gagal belajar alias drop-out.

Kondisi sekarang di Indonesia sudah berbeda dari 40 tahum yang lalu. Apalagi dibanding saat masih terjajah.

Sebaran perguruan tinggi relatif lebih merata. Di setiap ibukota provinsi sudah tersedia perguruan tinggi. Bahkan di banyak kotamadya pun sudah ada.

Bagaimana dengan mutu pendidikannya, kualitas dan biayanya?

Tentang hal itu ada berbagai pendapat berbeda, dengan argumentasi yang logis. Artikel ini tidak dimaksudkan membahas hal tersebut secara mendalam. Tetapi lebih ke persiapan yang dibutuhkan, sebelum diputuskan merantaukan anak.

Secara umum, sebuah sekolah atau pun perguruan tinggi, hanya dapat diselenggarakan bila memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan negara.

Dengan kata lain, sebuah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal, mestinya sudah terstandar dan memenuhi kriteria minimal.

Memang ada faktor-faktor lain yang bisa jadi pembeda. 

Perguruan tinggi atau sekolah yang lebih dulu ada dan punya nama besar, tentu peminatnya banyak. Sistem seleksi yang ketat, menghasilkan peserta didik yang secara potensial di atas rata-rata.

Pergaulan dan interaksi diantara mereka yang lebih cerdas, tentu saling berpengaruh dan mampu mengakumulasikan pemikiran-pemikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun