Mohon tunggu...
Suta Wreda
Suta Wreda Mohon Tunggu... -

(QS 103) - saling berpesan dalam kebenaran dan dalam kesabaran."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meneladani Nabi Muhammad dengan Fitrah

3 Januari 2016   10:05 Diperbarui: 3 Januari 2016   10:36 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pokoknya Hadis

Mereka berpegang kepada Hadis dengan tidak pilih-pilih dengan hati-hati. Melainkan hanya bertaqlid kepada ustadz dan ulama yang sealiran. Hadis sejatinya  penuturan orang-orang  terdahulu  yang telah lama meninggal. Hadis banyak mendistorsi Al Quran dalam perkara-perkara yang sangat dijunjung tinggi.. Contohnya:

Isra’. Hadis mengisahkan sebagai perjalan Nabi Muhammad dengan badannya dari Masjidil Haram Mekah ke Masjidil Aqsa Yersalem. Melibatkan batu terbang, binatang ajaib Bouraq, dan Malaikat Jibril. Padahal Al Quran  Surat Al Isra’ 17:60 menjelaskannya sebagai mimpi yang benar. Mimpi yang benar bukan dari bawah sadar melainkan dari Allah SWT:

(17:60). Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.

Mi’raj . Dikisahkan hanya dalam  Hadis yang intinya, berkat tawar-menawar Nabi dengan Tuhan di Sidratul Muntaha, menghasilan perintah shalat wajib lima waktu.

Al Quran sama sekali tidak berkisah tentang Mi’raj. Tentang shalat fardlu diperintahkan hanya tiga waktu, dengan ayat-ayat yang jelas dan kuat.

(17:78-79).  Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

(11-114).  Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

Bahkan  kalangan ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah tidak berani menyentuh kontroversi tersebut. Mungkin praktek yang berjalan dianggap sebagai kemapanan yang baik. Hanya kalangan minoritas yang berpikiran maju menganggapnya penting untuk tajdid atau restorasi.

 

Wassalam, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun