Mohon tunggu...
Surya Rianto
Surya Rianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, dan Anime

Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, Penggemar Anime dan Dorama Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

7 Fakta Tentang Kamera Polaroid yang Harus Kamu Tahu

29 Agustus 2021   22:12 Diperbarui: 29 Agustus 2021   22:31 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamera Polaroid memang punya hasil yang mengesankan. Nah, sebelum menulis ini, saya mengira  Polaroid itu adalah jenis kamera. Faktanya, Polaroid adalah merek dan nama perusahaan layaknya Kodak, Canon, maupun Nikon.

Saat ini, kamera Polaroid masih eksis bahkan makin populer di kalangan komunitas. Sensasi menggunakan kamera Polaroid membuatnya tidak kalah saing dengan kamera digital sampai mirrorless. Malah bisa dibilang kamera Polaroid memiliki niche tersendiri.

Berikut ini 7 fakta tentang Polaroid yang harus kamu tahu. Nah, kalau kamu ingin tahu perjalanan lengkap Kamera Polaroid bisa baca di sini ya.

1. Ide Muncul Dari Pertanyaan Bocah Usia 3 Tahun

Ide membuat kamera Polaroid muncul dari pertanyaan anak Edwin Land, pendiri Polaroid. Waktu itu, anak Edwin Land masih berusia 3 tahun dan bertanya kepada ayahnya kenapa setelah dipotret, dia tidak bisa langsung melihat hasilnya.

Dari sini, Land langsung terinspirasi untuk membuat kamera instan. Hasilnya adalah kamera Polaroid.

Butuh waktu lama bagi Land untuk bisa merealisasikan idenya tersebut. Dia memulainya pada 1937, tapi baru dirilis ke publik pada 1947 dan produksi massal pada 1948.

Hasilnya adalah Kamera Polaroid yang masih eksis hingga saat ini.  Perbedaan kamera Polaroid dengan kamera lainnya saat itu adalah kamera Polaroid tidak perlu melewati proses kamar gelap dan kimiawi untuk mencetak hasilnya.

Hal itu yang membuat kamera Polaroid sangat spesial saat itu. Bahkan, setiap artis wajib punya kamera itu sampai disebut sebagai iPhone sebelum era digital.

2. Visi yang Sama dengan Apple

Saya pernah membaca dalam sebuah buku, kalau visi Steve Jobs membuat Macintosh adalah agar setiap orang bisa memiliki komputer pribadi sendiri dan mudah digunakan. Soalnya, kala itu komputer hanya digunakan oleh perkantoran saja.

Untuk itu, desain Macintosh dibuat lebih mudah digunakan dari segi tampilan maupun bentuknya.

Nah, begitu juga dengan Polaroid yang sempat mencapai masa kejayaannya pada 1978. Polaroid memiliki visi kalau kameranya akan menemani setiap orang dalam setiap aktivitasnya.

Untuk itu, Polaroid terus berinovasi agar bisa menciptakan kamera instan yang mudah digenggam dan di bawa kemana-mana.

Salah satunya adalah produk SX-70 yang membawa Polaroid ke titik kejayaannya. Dengan produk itu, Polaroid sempat mencatatkan penjualan tahunan senilai Rp20 triliun pada 1978. Angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan 1975 yang senilai Rp11 triliun.

3. Inovasi Gagal Polaroid

Polaroid bisa dibilang salah satu perusahaan kamera yang rajin berinovasi. Dari sekadar kamera instan dengan foto hitam-putih, mereka mampu berkembang menjadi kamera instan dengan bisa cetak foto berwarna.

Tidak hanya itu, Polaroid juga terus mengembangkan produknya agar mudah dibawa kemana-mana oleh konsumennya. Dengan cara itu, mereka bisa meningkatkan penjualannya.

Bahkan, mereka juga menciptakan produk kamera terbuat dari plastik agar bisa dijual murah dengan segmen pasar remaja.

Namun, namanya juga manusia, pasti ada saja inovasi yang gagal. Hal itu terjadi ketika Land, pendiri Polaroid mencoba membuat Polavision sebuah kamera yang bisa merekam gambar bergerak pada 1978. Lalu, hasilnya bisa langsung dilihat.

Sebuah ide yang cemerlang saat itu, mengingat belum ada kamera digital. Namun, konsekuensinya pasar belum siap dan biaya produksinya sangat tinggi.

Penggunaannya pun terhitung rumit sehingga alih-alih bisa membuat Polaroid makin berjaya. Inovasi itu malah buat Polaroid menangung kerugian Rp1,29 triliun.

Bahkan, Polavision tidak mampu bertahan di pasar lebih dari setahun setelah produksinya dihentikan pada 1979.

Setelah kegagalan inovasi Polavision, Land mundur dari kursi presiden dan komisaris Polaroid pada 1979.

4. Dicontek oleh Kodak

Kedigdayaan Polaroid perna diusik oleh Kodak yang membuat kamera instan serupa. Hal itu membuat Polaroid mengajukan gugatan ke Kodak pada 1981.

Polaroid mengklaim gara-gara produk Kodak yang mirip seperti mereka, produsen kamera itu bisa kehilangan omzet sekitar Rp174 trililun.

Pengadilan pun mengabulkan gugatan Polaroid dan meminta Kodak menarik seluruh produk kamera instan serta membayar denda Rp13,18 triliun pada 1982.

Saat itu, kondisi keuangan Polaroid sudah mulai tidak sehat. Uang denda dari Kodak pun menjadi dana segar yang luar biasa. Sayangnya, jumlah dananya tidak mencukupi untuk membuat Polaroid kembali meroket.

5. Model Bisnis Polaroid, Jual Rugi Kamera, Ambil Margin dari Film

Rahasia bisnis dari Polaroid adalah mereka menjual harga kamera di bawah biaya produksi. Lalu, mengambil keuntungan dari penjualan film untuk cetak foto dari kameranya.

Margin dari penjualan film sangat tinggi sehingga mereka berani mengambil strategi ini. Apalagi, setiap mau foto pasti membutuhkan film sehingga permintaannya bakal terus tinggi.

Sayangnya, strategi ini bak pedang bermata dua setelah kehadiran kamera digital. Pengguna menilai lebih murah menggunakan kamera digital yang gambarnya bisa dilihat secara gratis ketimbang mengeluarkan modal untuk beli film kamera Polaroid.

6. Polaroid Bangkrut dan Tutup Pabrik Terakhir pada 2008

Akhirnya, Polaroid pun menyerah kepada keadaan. Produsen kamera itu sudah menyatakan bangkrut sejak 2001.

Namun, setelah itu banyak yang mengambil alih asetnya. Tercatat dari medio 2001-2008 ada tiga kali pergantian pemilik. Sayangnya, pergantian pemilik tidak mengubah nasib Polaroid hingga memutuskan tutup pabrik pada 2008.

7. Impossible Project Penyelamat Polaroid

Saat Polaroid menutup pabrik di Belanda pada 2008. Ada salah satu penjual grosir Polaroid yang ingin tetap bertahan.

Alasannya, dia memiliki basis komunitas pecinta kamera tersebut. Lalu, dia juga bisa meningkatkan penjualan film agar bisnis ini berjalan. Akhirnya, lahirlah Impossible Project untuk membangun Polaroid kembali.

Hasilnya, pada 2017 Impossible Project mengambil sisa-sisa dari Polaroid yang tutup pada 2008. Mereka kembali membangun Polaroid bahkan meluncurkan jenis kamera baru.

Kini, Polaroid berada  di bawah perusahaan bernama Polaroid Originals. Bahkan, mereka juga memproduksi barang selain kamera seperti scanner untuk iPhone dan mesin pencetak 3 dimensi.

Itulah ke-7 fakta tentang Polaroid. Kamu sudah tahu belum? kalau sekarang sudah tahu sebarkan ke teman-temanmu yang lain ya.

Kalau mau tau perjalanan bisnis Polaroid yang lengkap bisa klik di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun