Mohon tunggu...
Surya Rianto
Surya Rianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, dan Anime

Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, Penggemar Anime dan Dorama Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fakta KKN di Desa Penari: Nafas Penerbit Buku di Periode Senja Kala

28 September 2019   20:07 Diperbarui: 28 September 2019   20:21 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasilnya, topik KKN di Desa Penari bergulir bak bola salju yang makin menggulung besar. Sayangnya, ada kesalahan dari Simpleman yang awalnya mengaku tidak ingin membukukan atau sebagainya dengan alasan tidak enak dengan karakter dalam cerita tersebut. 

Entah itu disengaja atau enggak, tetapi itu telah merusak imajinasi beberapa warganet yang masih yakin kalau KKN di Desa Penari adalah kisah nyata. 

Sebenarnya, saya pun melihat agresivitas Bukune, selaku penerbit, juga cukup kencang ketika KKN di Desa Penari viral. Bahkan, Raditya Dika, yang konon punya hubungan erat dengan Bukune ikut membuat video di Youtube untuk membuat viral hal tersebut. 

Bahkan, Bukune sempat menawarkan dua gambar muka buku KKN di Desa Penari lewat Instagram, tetapi warganet tidak menyukai muka buku tersebut. 

Kedua muka buku yang ditawarkan memang bak novel atau komik lokal lawas dengan racikan desain gambar dua dimensi berbau Nyo Roro Kidul. 

Saya pun penasaran, apakah novel KKN di Desa Penari bisa laku keras dengan strategi seperti itu? liat di media sosial ada yang bilang buku itu menjadi The Best urutan ke-2 di salah satu Gramedia. Jika benar, mungkin saja para penerbit buku bisa melakukan hal serupa untuk menghadapi periode senja kala saat ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun