Penggemar badminton mana yang tidak kenal dengan Lee Chong Wei, bisa dibilang dia adalah legenda dunia setara dengan Taufik Hidayat.Â
Nah, pada Maret 2018 silam, ada rumah produksi film Malaysia yang membuat film biografi Lee Chong Wei. Nah, pada tahun ini kita bakal disajikan dengan film biografi Susi Susanti.Â
Ada kesamaan antara film Lee Chong Wei dengan Susi Susanti loh, keduanya mengangkat cantolan Olimpiade 1992 Barcelona. Olimpiade saat itu memang sangat spesial bagi bulu tangkis karena pertama kalinya sektor olah raga itu dipertandingkan.Â
Berhubung film Susi Susanti belum rilis, kita ulas film Lee Chong Wei dulu ya. Saya sudah mengulasnya dan memberikan skor film itu di Suryarianto.id
Begitu juga dengan film Lee Chong Wei yang menceritakan kisahnya berawal dari Chong Wei muda yang menyaksikan pertandingan Olimpiade 1992 di tv kedai dekat rumahnya.
Saat itu, Malaysia memiliki satu wakil dari ganda putra yakni, Razif Sidek/Jalani Sidek. Pasangan itu melaju hingga semifinal Olimpiade 1992.
Pada semifinal, Sidek bersaudara itu harus berhadapan dengan pasangan Korea Selatan Kim Moon-Soo/Park Joo-bong. Sayangnya, wakil Malaysia itu kalah 11-15, 13-15.
Di dunia nyata, pasangan Korea Selatan itu pun meraih emas setelah mengandaskan pasangan Indonesia Eddy Hartono/Rudy Gunawan 11-15, 7-15.
Chong Wei muda sangat memiliki ketertarikan dengan bulu tangkis, tetapi ayahnya sangat tidak mengizinkannya. Selain itu, Chong Wei dikisahkan memang sudah memiliki bakat terpendam yang bisa mencuat kalau dilatih.
Sampai, salah satu pemilik pelatihan bulu tangkis dekat rumahnya sangat tertarik untuk melatih Chong Wei. Setelah, Chong Wei muda diam-diam ikut turnamen di sana.
Alasan Ayah Chong Wei Benci Bulu Tangkis
Namun, ayah Chong Wei menjadi penghalang besar untuk karir awal bulu tangkisnya. Sampai-sampai raket baru yang didapatkannya dari toko peralatan olah raga dekat rumahnya dirusak oleh ayahnya.
Mengapa ayah Chong Wei bisa begitu membenci bulu tangkis?
Semua itu terkuak ketika Chong Wei muda ikut pertandingan bulu tangkis bawah tanah.
Chong Wei sempat ditipu oleh seorang penjudi di sana. Dia yang melihat kemampuan Chong Wei langsung bertaruh kalau sang legenda Malaysia itu bisa mengalahkan setiap lawannya di sana.
Upah Chong Wei hanya sebuah piala kecil. Namun, hal itu sudah begitu membuatnya girang hingga berkali-kali datang ke bulu tangkis bawah tanah tersebut.
Sampai, ayahnya mengetahui Chong Wei bermain di sana. Dia benar-benar mengamuk dan datang ke sana.
Ternyata ayah Chong Wei kenal dengan pemilik turnamen bulu tangkis ilegal untuk perjudian tersebut. Bahkan, ayah Chong Wei sempat menjadi pemain andalan di sana.
Namun, ayah dan ibu Chong Wei meminta mereka melepaskan anaknya dari permainan judi tersebut. Sayangnya, sang empunya tempat tidak ingin melepaskan begitu saja.
Dia mensyaratkan, Chong Wei bisa dilepaskan kalau mereka [ayahnya dan Chong Wei] bisa menang melawan pebulutangkis di sana.
Mereka pun mengiyakannya, hasilnya, Chong Wei dan ayahnya menang.
Tidak Suka Latihan Fisik
Setelah kejadian turnamen bulu tangkis ilegal, pintu Chong Wei untuk berkarir di dunia  bulu tangkis terbuka lebar.
Sempat gagal masuk pelatnas Malaysia karena tinggi badan, Chong Wei akhirnya berhasil menuju tim nasional Negeri Jiran.
Misbun Sidek menjadi salah satu yang setuju membawa Chong Wei untuk ke pelatnas Malaysia.
Namun, ada satu hal menarik dari sang legenda, ternyata Chong Wei tidak terlalu suka latihan fisik.
Ketika masih ada di pelatihan bulu tangkis dekat rumahnya, dia suka mengakali agar tidak latihan fisik terlalu keras.
Sayangnya, hal itu tidak bisa diulang ketika dia berada di pelatnas.
Selain menceritakan diri Lee Chong Wei, film berjudul Rise of The Legend itu juga mengisahkan istrinya Wong Mew Choo dan pesaing terberatnya hingga saat ini Lin Dan.
Lalu, ada juga tentang keras kepalanya Misbun Sidek mempertahankan Chong Wei di pelatnas hingga dia mundur dari kursi kepelatihan.
Secara keseluruhan kisah film ini cukup menarik bagi para pecinta bulu tangkis. Namun, dari segi alur cerita film tidak ada yang spesial atau terkesan biasa saja.
Bahkan, mayoritas cerita  film bercerita tentang konflik keluarga dan sahabat Chong Wei.
Bisa menjadi pilihan film keluarga saat libur lebaran nanti. Film ini juga membawa pesan, jalan menjadi legenda tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Nah, tahun ini, kita tunggu saja film Susi Susanti ya Badminton Lovers.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H