Mohon tunggu...
Soerat Man
Soerat Man Mohon Tunggu... Pengacara - Sekarang saya sedang menjalai profesi advokat di kota yogyakarta

Tegakan keadilan meskipun langit akan runtuh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Toleransi dari Tanah Flores

19 Oktober 2019   23:49 Diperbarui: 19 Oktober 2019   23:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Soeratman (Putra daerah Flores) 


Indonesia merupakan Negara besar yang memiliki beragam agama, kepercayaan, suku, budaya, dan etnis. Keberadaan keberagaman itu membuat indonesia menjadi Negara yang unik, berbeda dengan negara-negara di dunia lain yang cenderung homogen.


Tentu sebagai warga indonesia kita patut bangga dengan keberagaman yang dimiliki olehbangsa kita, oleh karenanya sudah menjadi keharusan kita untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan ditengah perbedaan dan keberagaman itu agar tidak menimbulkan gesekan yang menyebabkan perpecahan didalamnya.


Bukanlah perkara yang mudah untuk menciptakan sebuah keharmonisan di tengah perbedaan yang multi tersebut. Pasalnya, indikasi percikan-percikan konflik dilakukan oleh perorangan atau kelompok-kelompok karena keegoisan mencoba menganggu keharmonisan yang sudah terjalin sejak lama.


Namuan tahukah bahwa, Beragam kasus intoleransi yang belakangan ini terjadi di pelbagai kota, seperti misalnya, kasus penolakan salah seorang warga bantul yang bernama Slamet Jumiarto beragama kristen yang tak diizinkan warga untuk menetap di dusun Karet, Bantul. Lantaran berbeda keyakinan dengan warga dusun karet yang mayoritas islam. Kemudian
kasus sekelompok orang mengacak-acak properti acara sedekah laut yang digelar di
Pantai Baru, Srandakan, Bantul (Sumber, Suara.com, 3/03/2019).

 Kasus diatas memberitahukan bahwa intolerasni di indonesia masih ada dan belum di tangani dengan baik oleh pemerintah dan tokoh-tokoh agama lain yang memiliki otoritas untuk mencegah terjadinya konflik lantaran berbeda keyakinan dan akibat belum sempurnanya
pengamalan nilai-nilai pancasila dalam peraktek kehidupan bermasyarakat.


Intoleransi dan diskriminasi berdasarkan agama dan kepercayaan, oleh PBB dalam "Declaration on the Elimination of All Forms of Intolerance and of Discrimination Based on
Religion or Belief", diartikan sebagai setiap pembedaan, pengabaian, larangan atau pengutamaan yang didasarkan pada agama atau kepercayaan yang tujuannya atau akibatnya meniadakan atau mengurangi pengakuan, penikmatan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan mendasar atas dasar yang setar (sumber,tirto.id,15/02.2019). 


Sejarah kelam indonesia menunjukan bahwa konflik antara umat agama yang dipicu karenamenguatnya intoleransi antar beragama pernah terjadi, yang sampai saat ini maih kita ingat dan menjadi pelajaran berharaga bagi kita untuk selalu menghargai setiap perbdeaan yang ada terlebih dalam hal agama dan keyakinan. Adalah konflik umat beragama antara islam dan kristen, yang terjadi di kota, poso, ambon, maluku. dalam konflik itu banyak sekalai nyawa manusia yang tidak berdosa berjatuhan.


Corak motif yang melatarbelakangi munculnya konflik antar umat beragama kebanyakan lahir akibat dari sikap intoleransi yang ada di masing-masing emeluk agama di indonesia.

Karena bukan rahasia umum lagi konflik antara agama di indonesia sudah seringkali terjadi untuk itu, perlu penanganan khusua untuk menyadarkan kembali kepada setiap pemeluk agama yang ada di indonesia agar bisa menerima perbedanaa keyakinan dan tdiak memaksao rang lain untuk mengikuti agama tertentu yang dianggap benar. Sebetulnya ini tugas dan tanggungjwab para tokoh agama dari masing-masing agama. Dalam islam misalkan, adao rganisasi islam yang membawahi umat islam yaitu Nahdatul Ulama (NU) danM uhammadiya, kedua organisasi ini memiliki peran penting untuk menuntaskan persolan intoleransi yang sewaktu-waktu dapat mengancam kehidupan beragama di indonesia, begitupun dengan agama-agama lainnya.

Flores Daerah Toleransi


Kita tentu tidak ingin negara ini bergelimang darah karena pertumpahan warga sesama anak bangsa bahkan saudara setanah air. Kita tidak ingin yang terjadi di Timur Tengah, Afrika maupun di beberapa negara di Eropa seperti Perancis, Turki, dan Irlandia melanda Indonesia.
Cukuplah kekerasan yang mengatasnamakan kesucian Tuhan buat mereka.


Akan tetapi patut untuk disyukuri bahwa ditengah maraknya diskriminasi agama sekarang ini ada salah satu daerah di indonesia diman daerah tersebut memiliki beragam agama, budaya, etnis, dan bahasa tapi Kehidupan dalam beragama berjalan baik, rukun, damai, dan tanpa gejolak sosial yang besar samapai saat ini, bahkan di tahun kemarin provinsi yang membawahi daerah itu menjadi provinsi toleransi terbaik di indonesia, bukan main.
Prestasi itu bukan omong kosong belaka, karena sudah dibuktikan langsung oleh masyarakat di daerah itu. Sebut saja daerah itu adalah Flores. Flores merupakan salah satu pulau nan
indah jauh disana yang sekarang ini menjadi tempat bagi siapa saja yang ingin merasakan kehangatan hidup dalam keberagaman tanpa ada rasa takut dan was-was yang menghantui, akan, kenyamana, keindahan kerukunan dan keharmonisanlah yang nampak. Sedikit penulis ingin menggambarkan potret toleransi beragama yang ada di Pulau Flores, baru-baru ini masyarakat Kelurahn Reo, Kabuptaen Manggarai, Provisi NTT, merupakan tempat kelahiran penulis yang juga bagian dari Pulau Flores telah mengadakan karnaval agama dengan tajuk "merajut keharmonisan dalam perbedaan". 

Karnaval itu di ikuti agam islam, kristen katolik, dan kristen protestan dengan jumlah peserta ratusan orang, perlu dikatehui sebelumnya mayoritas penduduk di Pulau Flores adalah
beragaman kristen dan di susul agam islam. Karnaval itu diselenggrakan oleh Forum Komunikasi Antar Umat Bergama (FKUB). adapaun rangakai acara karnaval itu antara lain, arak-arakan miniatur dua kitab suci dari agama islam dan kristen yaitu al-quran dan al- kitab. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke setiap rumah ibadah.


Potert lain dari toleransi beragam di flores adalah seperti yang dilakukan oleh warga muslim di flores timur, pada acara penyambutan pastor, warga muslim flores timur menyambut Dengan nyanyian islamik dan diiringi pukulan rabana khas islam. 

Toleransi yang telah
tertanam dalam jiwa masyarakat flores bukan hanya soal toleransi dalam beragama, tapi toleransi dalam aspek kehidupan lainnya juga di jujung tinggi.

Model toleransi yang diperaktekan masyarakat flores tentu tidak biasa, dan tdiak ada model toleransi semacam itu di peraktekan di tanah luar flores.


Dengan demikian sudah seharusnya kota-kota lain harus mencontohi masyarakat flores yang plural tapi bisa hidup berdampingan dengan damai dan penuh keharmonisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun