Mohon tunggu...
Soerat Man
Soerat Man Mohon Tunggu... Pengacara - Sekarang saya sedang menjalai profesi advokat di kota yogyakarta

Tegakan keadilan meskipun langit akan runtuh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Toleransi dari Tanah Flores

19 Oktober 2019   23:49 Diperbarui: 19 Oktober 2019   23:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kita tentu tidak ingin negara ini bergelimang darah karena pertumpahan warga sesama anak bangsa bahkan saudara setanah air. Kita tidak ingin yang terjadi di Timur Tengah, Afrika maupun di beberapa negara di Eropa seperti Perancis, Turki, dan Irlandia melanda Indonesia.
Cukuplah kekerasan yang mengatasnamakan kesucian Tuhan buat mereka.


Akan tetapi patut untuk disyukuri bahwa ditengah maraknya diskriminasi agama sekarang ini ada salah satu daerah di indonesia diman daerah tersebut memiliki beragam agama, budaya, etnis, dan bahasa tapi Kehidupan dalam beragama berjalan baik, rukun, damai, dan tanpa gejolak sosial yang besar samapai saat ini, bahkan di tahun kemarin provinsi yang membawahi daerah itu menjadi provinsi toleransi terbaik di indonesia, bukan main.
Prestasi itu bukan omong kosong belaka, karena sudah dibuktikan langsung oleh masyarakat di daerah itu. Sebut saja daerah itu adalah Flores. Flores merupakan salah satu pulau nan
indah jauh disana yang sekarang ini menjadi tempat bagi siapa saja yang ingin merasakan kehangatan hidup dalam keberagaman tanpa ada rasa takut dan was-was yang menghantui, akan, kenyamana, keindahan kerukunan dan keharmonisanlah yang nampak. Sedikit penulis ingin menggambarkan potret toleransi beragama yang ada di Pulau Flores, baru-baru ini masyarakat Kelurahn Reo, Kabuptaen Manggarai, Provisi NTT, merupakan tempat kelahiran penulis yang juga bagian dari Pulau Flores telah mengadakan karnaval agama dengan tajuk "merajut keharmonisan dalam perbedaan". 

Karnaval itu di ikuti agam islam, kristen katolik, dan kristen protestan dengan jumlah peserta ratusan orang, perlu dikatehui sebelumnya mayoritas penduduk di Pulau Flores adalah
beragaman kristen dan di susul agam islam. Karnaval itu diselenggrakan oleh Forum Komunikasi Antar Umat Bergama (FKUB). adapaun rangakai acara karnaval itu antara lain, arak-arakan miniatur dua kitab suci dari agama islam dan kristen yaitu al-quran dan al- kitab. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke setiap rumah ibadah.


Potert lain dari toleransi beragam di flores adalah seperti yang dilakukan oleh warga muslim di flores timur, pada acara penyambutan pastor, warga muslim flores timur menyambut Dengan nyanyian islamik dan diiringi pukulan rabana khas islam. 

Toleransi yang telah
tertanam dalam jiwa masyarakat flores bukan hanya soal toleransi dalam beragama, tapi toleransi dalam aspek kehidupan lainnya juga di jujung tinggi.

Model toleransi yang diperaktekan masyarakat flores tentu tidak biasa, dan tdiak ada model toleransi semacam itu di peraktekan di tanah luar flores.


Dengan demikian sudah seharusnya kota-kota lain harus mencontohi masyarakat flores yang plural tapi bisa hidup berdampingan dengan damai dan penuh keharmonisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun