Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menakar Peluang Sandiaga Uno Menjadi Cawapres Ganjar Pranowo

3 Juli 2023   13:07 Diperbarui: 4 Juli 2023   07:28 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab berdasarkan pengalaman sejarah yang telah dijalani oleh PDI-P pada beberapa ajang pilpres yang telah lalu, PDI-P diketahui cenderung selalu memilih cawapres untuk mendampingi capres yang diusungnya dengan kriteria yang agak sedikit berbeda.

Tingkat elektabilitas, kekuatan finansial, dan konfigurasi Jawa-luar Jawa tidak selalu menjadi pertimbangan utama bagi PDI-P dalam menentukan calon wakil presiden pilihan mereka.

Justru yang terjadi adalah PDI-P terlihat cenderung lebih sering memilih cawapres pendamping bagi capres pilihan mereka dengan mempertimbangkan faktor usia dan faktor sosiokultural.

Dilihat dari faktor usia PDI-P cenderung sering memilih cawapres dengan usia yang lebih tua dari sosok capres pilihan mereka. Sedangkan dilihat dari faktor sosiokultural PDI-P cenderung sering memilih cawapres dari latar belakang organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU)

Kecuali pada pilpres 2009 di mana saat itu capres PDI-P Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai cawapres yang secara usia lebih muda empat tahun dari Megawati dan juga bukan merupakan tokoh NU.

Pada pilpres 2004, 2014 dan 2019 PDI-P terlihat selalu konsisten dengan kecenderungan tersebut di atas, yakni selalu memilih cawapres dengan usia yang lebih tua dari usia capres serta berlatar belakang tokoh NU.

Diketahui pada pilpres 2004 capres PDI-P Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan tokoh NU KH. Hasyim Muzadi sebagai cawapres yang lebih tua tiga tahun dari dirinya.

Kemudian pada pilpres 2014 capres PDI-P Joko Widodo berpasangan dengan cawapres Jusuf Kalla yang berusia 19 tahun lebih tua dari Jokowi. JK diketahui juga merupakan tokoh NU yang berasal dari Sulawesi Selatan.

Terakhir pada pilpres 2019 yang lalu saat PDI-P kembali mengusung Jokowi sebagai capres untuk yang kedua kalinya. Saat itu Jokowi dipasangkan dengan tokoh NU yang berusia lebih tua 18 tahun darinya yakni KH. Ma'ruf Amin sebagai cawapres.

Melihat kecenderungan PDI-P dalam memilih cawapres mereka di beberapa pilpres yang telah lalu sebagaimana diuraikan di atas, penulis berpendapat bahwa kecil kemungkinan bagi Sandiaga Uno untuk bisa dipilih oleh PDI-P untuk menjadi cawapres mendampingi capres Ganjar Pranowo pada pilpres 2024.

Sebab jika dilihat dari sisi usia, Sandiaga Uno relatif burusia lebih muda jika dibandingkan dengan Ganjar Pranowo yakni terpaut satu tahun saja usia diantara keduanya, dimana Sandi lahir pada tahun 1969 sedangkan Ganjar lahir pada tahun 1968.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun