Penempatan personel polri disetiap RW tersebut bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban dilingkungan masyarakat mulai dari basis komunitas masyarakat terendah, yakni lingkungan rukun warga (RW).
Program 'Polisi RW' Dinilai Tidak Realistis
Beberapa kalangan menilai Rencana Kabaharkam Polri Komjen Pol Fadil Imran menjadikan program 'Polisi RW' secara nasional dinilai terlalu bombastis dan tidak realistis.Â
Sebab, penerapan program tersebut secara nasional tidak sesuai dengan kondisi personil Polri saat ini yang jumlahnya masih relatif terbatas khususnya diluar pulau Jawa  dan dianggap bisa semakin membebani anggaran negara.
Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai rencana program 'Polisi RW' untuk diterapkan hingga tingkat nasional terlalu bombastis dan tidak realistis.
Bambang pesimis program itu bisa terlaksana. Ia mengatakan program sebelumnya yang menjadi prioritas Polri, yakni satu desa satu bhabinkamtibmas saja hingga kini sulit terealisasi.
"Jangankan mau satu RW satu polisi, satu desa satu Bhabinkamtibmas saja Polri masih belum bisa merealisasikannya hingga saat ini, "ujar Bambang sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia.com.
Program 'Polisi RW' Belum Tepat Diterapkan di Luar Daerah Perkotaan
Fakta yang ada saat ini menunjukkan bahwa Polri masih memiliki keterbatasan terutama terkait dengan jumlah personil Polri yang masih belum ideal. Â
Hal ini dapat dilihat dari rasio jumlah ideal anggota Polri yang masih berada diangka 1 : 1.300. Padahal, rasio ideal personil Polri saat ini seharusnya berada diangka 1 : 400.