Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ketika Dunia Diambang Perang Dunia Ketiga

25 Maret 2023   23:42 Diperbarui: 25 Maret 2023   23:44 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perang yang terjadi antara Rusia vs Ukraina belum juga menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Bahkan ada kemungkinan perang tersebut berpotensi akan melebar dan menarik beberapa negara-negara yang menjadi sekutu kedua negara tersebut untuk ikut terlibat dalam perang meskipun tidak secara langsung terjun kemedan pertempuran dilapangan.

Sejauh ini baik Rusia maupun Ukraina sama-sama memiliki negara sahabat yang mendukung mereka dalam perang meskipun tidak secara langsung mengirimkan pasukannya kemedan pertempuran.

Ukraina disokong oleh banyak negara-negara barat khususnya musuh bebuyutan Rusia (dulu Uni Soviet) yakni Amerika Serikat dan beberapa negara dari benua Eropa seperti Kanada, Prancis dan Jerman.

Jutaan dolar dana bantuan telah dikirimkan oleh negara-negara pendukung Ukraina seperti Amerika Serikat dan negara-negara lainya. Bantuan tersebut berupa dana bantuan militer, persenjataan dan juga bantuan kemanusiaan.

Sebaliknya, meskipun tidak sebanyak pendukung Ukraina, Rusia didukung oleh negara-negara yang selama ini menjadi sekutu dekat mereka seperti Korea Utara, Iran, Suriah, Belarusia dan Venezuela. 

Sedangkan China, negara yang selama ini dikenal dekat dengan Rusia masih belum menunjukkan sikap tegasnya mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Namun dukungan China kepada Rusia dapat dilihat dari sikap abstain mereka dari suara PBB yang mengutuk Rusia melalui resolusi PBB. Selain itu dukungan China kepada Rusia juga bisa dilihat dari sisi ekonomi yakni meningkatnya impor minyak dan gas China dari Rusia.

PBB Tak Berdaya

Tanggal 24 Februari 2023 kemarin, menandai tepat satu tahun telah berlangsungnya perang Rusia-Ukraina yang telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian material. Perang antara dua negara tersebut dipicu oleh usaha invasi Rusia terhadap wilayah Ukraina.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi perdamaian yang menaungi hampir seluruh negara-negara yang ada didunia sepertinya sama sekali tidak berdaya untuk meredam konflik berdarah yang terjadi antara Rusia vs Ukraina tersebut.

Hal ini terlihat dari sikap PBB yang baru mengadakan rapat dan menyepakati resolusi yang menyerukan agar Rusia segera menarik pasukannya dari Ukraina tanpa syarat setelah tepat satu tahun Rusia menginvasi Ukraina.

Sebagaimana diketahui Majelis Umum PBB  baru melaksanakan rapat untuk menyepakati resolusi yang menyerukan agar Rusia segera menarik pasukannya dari Ukraina tanpa syarat di Markas PBB di New York City, AS, pada Kamis (23/2/2023) malam waktu setempat.

Namun sayangnya meskipun disetujui oleh mayoritas negara-negara anggotanya, resolusi yang dikeluarkan oleh PBB tersebut terkesan tidak mempunyai daya tekan untuk  membuat Rusia menghentikan invasinya terhadap Ukraina.

Resolusi PBB memang tidak memiliki kekuatan dalam hukum internasional, tetapi hanya sebatas menjadi teguran global atas tindakan invasi Rusia terhadap Ukraina. Tindakan penegakan yang mengikat sangat tergantung pada Dewan Keamanan PBB, di mana Rusia memiliki hak veto sepihak sebagai anggota tetap.

Melihat situasi tersebut, usaha-usaha dan kecaman yang telah dijatuhkan oleh PBB dan banyak negara-negara di dunia kepada Rusia sepertinya tidak  juga menyurutkan sama sekali langkah Rusia untuk terus menginvasi Ukraina.

Potensi Perang Dunia Ketiga 

Perang antara Rusia vs Ukraina yang telah berlangsung selama satu tahun lebih dan belum ada tanda-tanda bahwa kedua negara tersebut bakal segera berdamai membuat kekhawatiran dunia akan pecahnya perang dunia ketiga semakin meningkat.

Dibidang ekonomi, konflik Rusia vs Ukraina juga telah menciptakan krisis pangan global akibat terganggunya pasokan pangan dunia dari kedua negara yang sedang bertikai tersebut. 

Kekhawatiran akan pecahnya perang dunia ketiga juga semakin diperburuk dengan kemungkinan digunakannya senjata nuklir oleh negara-negara yang sedang bertikai. Diketahui, Rusia dan sekutunya Korea Utara adalah negara-negara yang selama ini aktif memproduksi uranium baik untuk keperluan militer maupun non militer.

Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang didukung penuh oleh Amerika Serikat semakin meningkat kala Mahkamah Pidana Internasional atau Internasional Criminal Court (ICC), sebuah lembaga peradilan kriminal internasional yang berbasis di Den Haaq, Belanda  mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.

ICC merilis surat perintah penangkapan Putin terkait perlakuannya terhadap anak-anak di tengah invasi di Ukraina. Putin dituduh atas dasar deportasi anak-anak di Ukraina ke wilayah Rusia.

Berdasarkan kesepakatan Statuta Roma, sebanyak 123 negara anggota ICC wajib bertindak berdasarkan surat perintah penangkapan tersebut. Artinya, jika Putin memasuki salah satu wilayah anggota, mereka harus menahan sang presiden Rusia tersebut.

Putusan ICC tersebut pun langsung ditentang keras oleh Moskow dengan mengeluarkan ancaman kepada ICC bahwa jika Putin ditangkap adalah sama saja dengan menyatakan perang terhadap Rusia.

Ancaman tersebut disampaikan langsung melalui video yang diunggah di Telegram oleh Eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia. Ia menyatakan bahwa setiap upaya untuk menangkap Presiden Vladimir Putin akan menjadi deklarasi perang melawan Rusia.

Bahkan Dmitry Medvedev mengancam akan meluncurkan rudal hipersonik Moskow ke pengadilan yang berlokasi di Den Haag, Belanda, itu jika Putin benar-benar ditangkap.

Melihat kenyataan semakin memanasnya perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, mungkinkah hal tersebut  akan memicu terjadinya perang dunia ketiga? 

Kita semua tentu berdo'a agar perang dunia ketiga jangan pernah terjadi dimuka bumi ini. Karena apapun alasannya, perang akan selalu menimbulkan dampak yang buruk bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia dimuka bumi ini.

Kita semua juga tentu berharap agar PBB sebagai satu-satunya lembaga yang menghimpun hampir seluruh negara-negara didunia dapat meningkatkan perannya dalam upaya mendamaikan Rusia dan Ukraina demi menjaga agar perang dunia ketiga jangan sampai terjadi dan perdamaian diatas muka bumi ini bisa terus terjaga sampai anak cucu kita nanti.

Semoga.....

Sekian dari Jambi untuk Kompasiana. Semoga bermanfaat!

Pematang Gadung, 25 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun