Statistisik Ahli Madya Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian, Anna Astrid Susanti mengatakan saat ini pasokan beras nasional masih relatif aman, bahkan surplus.
Menurutnya, jika mengacu pada data BPS, per Desember 2022 produksi beras akan mencapai 32 juta ton dengan surplus 1,8 juta ton.
Menurut data BPS, hingga Desember 2022 produksi beras nasional diperkirakan sekitar 32 juta ton, sementara konsumsi beras nasional sekitar 30,2 juta ton. Jadi berdasarkan data BPS tersebut produksi beras kita hingga Desember 2022 masih surplus sekitar 1.8 juta ton.
Hanya saja, tidak semua dari surplus beras itu berada di gudang Bulog. Ia menjelaskan, cadangan beras yang berada di Bulog hanya sekitar 11 persen. Sementara sisanya berada di rumah tangga produsen dan rumah tangga konsumen.
Perbedaan data beras antara Kementan dan Bulog diatas jelas membingungkan masyarakat.
Bagaimana mungkin dua lembaga berskala nasional sekelas Kementrian Pertanian dan Bulog bisa berbeda data soal jumlah stok beras nasional.
Sengkarut soal data beras nasional antara Kementan dan Bulog inilah yang kemudian menjadikan kebijakan impor beras oleh pemerintah menjadi dipertanyakan oleh banyak kalangan.
Lalu data manakah yang benar?
Apakah benar Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini sudah mencapai swasembada beras nasional?
Kalau iya, swasembada itu kan berarti surplus alias berlebih?
Terus kemanakah surplus beras nasional yang selama ini diklaim oleh pemerintah?