Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasdem di Guncang Isu Reshuffle Kabinet, Sinyal Hubungan Nasdem-Jokowi Semakin Retak

28 Desember 2022   22:58 Diperbarui: 28 Desember 2022   23:07 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua umum Partai Nasdem, Surya Paloh dan Presiden Jokowi. Foto: indeksnews.com

Djarot bahkan terang-terangan menyatakan, partainya meminta agar agar dua menteri asal Nasdem, yakni Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menhut) Siti Nurbaya Bakar, dievaluasi.

Menurut Djarot, evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan para menteri bekerja dengan baik menuntaskan janji-janji kampanye Presiden Jokowi.

Djarot juga berharap ada penyegaran di internal kabinet agar bisa mendukung penuh kebijakan Presiden Jokowi. Dalam hal ini Djarot menyebutnya dengan istilah "supaya ada satu darah baru yang segar".

Politisi PDI-P yang juga Anggota Komisi IV DPR ini juga menyinggung masalah kebijakan impor beras ditengah digemborkannya swasembada beras oleh pemerintah. Selain itu harga beras juga terpantau naik dipasaran menjelang libur Natal dan tahun baru.

Reshuffle kabinet hak prerogatif Presiden

Pada umumnya ada dua alasan mengapa Presiden melakukan reshuffle kabinet. Pertama, karena berdasarkan alasan evaluasi kinerja dan kedua karena alasan politis.

Reshuffle kabinet karena alasan kinerja menteri yang buruk dan tidak mampu memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Presiden memang seharusnya menjadi motif utama bagi presiden dalam melakukan perombakan jajaran kabinetnya.

Namun, bukan tidak mungkin pula alasan politis juga bisa menjadi pertimbangan bagi Presiden untuk mengganti para menteri yang dianggap sudah tidak sejalan secara politik.

Hal itu dimungkinkan karena memang kewenangan mengangkat dan memberhentikan para menteri sebagai pembantu Presiden adalah mutlak hak prerogatif dari seorang Presiden.

Meskipun secara etika politik, mencopot menteri karena alasan politik memang kurang etis, namun hal itu biasa terjadi di dalam politik.

Isu reshuffle kabinet memperkeruh hubungan Nasdem-Jokowi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun