Berbagai macam cara dan strategi dilakukan oleh politisi dan Partai Politik untuk menggaet pemilih pada setiap gelaran Pemilu, Pilpres dan Pilkada yang dilaksanakan di Indonesia.
Mulai dari memasang baliho disepanjang titik jalan yang dianggap strategis, melakukan branding politik melalui media massa, melakukan kegiatan kampanye terbuka dengan mengundang masyarakat calon pemilih, atau dengan melakukan pertemuan-pertemuan terbatas dengan kelompok masyarakat tertentu.
Semua kegiatan kampanye politik tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menarik minat masyarakat agar mau memilih calon atau partai yang melakukan kampanye tersebut.
Namun, diantara strategi politik menggaet pemilih sebagaimana disebutkan diatas, ada salah satu strategi yang sudah terbukti cukup ampuh untuk mengenalkan calon Presiden dan calon Kepala Daerah kepada masyarakat, yakni strategi penggunaan "trand fashion" sebagai media untuk mempromosikan dan mengenalkan sang calon Presiden atau sang calon Kepala Daerah kepada masyarakat.
Strategi trand fashion inilah yang pernah sukses mengantarkan Jokowi dan Basuki Cahaya Purnama alias Ahok terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada tahun 2012 silam.
Anda semua tentu masih ingat bukan dengan tren baju kemeja kotak-kotak ala Jokowi-Ahok yang sempat viral pada gelaran Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 yang lalu.
Penggunaan tren baju kemeja kotak-kotak oleh Jokowi-Ahok kala itu, telah sukses membuat seluruh masyarakat familiar dan merepresentasikan dirinya sebagai pendukung Jokowi-Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada tahun 2012 meskipun hanya melalui busana.
Usul penggunaan kemeja kotak-kotak oleh Jokowi-Ahok sendiri sebagai sarana kampanye waktu itu datang dari mahasiswa yang mendukung Jokowi. Mereka ingin membantu tim kampanye Jokowi-Ahok untuk mengenalkan mereka kepada masyarakat melalui cara yang unik dan tidak biasa.
Mahasiswa meyakini, penggunaan kemeja kotak-kotak tersebut akan memudahkan warga Jakarta untuk mengingat Jokowi-Ahok, dan secara tidak langsung cara tersebut juga diyakini akan menjadi media sosialisasi yang kekinian dan efektif untuk memperkenalkan pasangan Jokowi-Ahok kepada pemilih.
Corak warna-warni pada kemeja kotak-kotak tersebut, menggambarkan pasangan Jokowi-Ahok sebagai pasangan yang mewakili keberagaman. Selain itu warna kemeja yang cerah juga menunjukkan semangat yang dibawa oleh Jokowi-Ahok untuk membenahi Ibu Kota.
Berkat penggunaan strategi kampanye yang unik dan brilian tersebut, Jokowi-Ahok waktu itu sukses terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada gelaran Pilkada tahun 2012 yang lalu.
Belakangan, strategi memperkenalkan calon Presiden atau Kepala Daerah melalui fashion yang dipopulerkan oleh Jokowi -Ahok tersebut justru menjadi trand tersendiri disaat musim Pilpres dan Pilkada tiba.
Sukses yang diraih oleh Jokowi-Ahok dipilkada DKI Jakarta tahun 2012 kemudian di copy paste oleh tim kampanye Jokowi saat maju sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2014 dan 2019.
Jika pada Pilkada DKI Jakarta Jokowi menggunakan baju kemeja kotak-kotak sebagai sarana membranding citra kepada para pemilih, maka pada Pilpres 2014 dan 2019 Jokowi menggunakan baju kemeja putih lengan panjang yang digulung lengannya setengah sebagai sarana untuk mensosialisasikan diri kepada masyarakat.
Strategi fashion "kemeja putih" ala Jokowi ini bahkan sudah ia populerkan kepada publik terlebih dahulu ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Dalam setiap melakukan kunjungan kelapangan atau sering disebut dengan istilah "blusukan", Jokowi selalu memakai kemeja putih yang digulung setengah tiang pada lengannya.
Selain rajin menggunakan kemeja warna putih saat melakukan blusukan, Jokowi juga selalu memadukan busananya dengan sepatu kets kekinian buatan anak negeri.
Penggunaan baju kemeja warna putih yang digulung lengannya setengah tiang oleh Jokowi seolah memberikan pesan kepada masyarakat bahwa dirinya adalah sosok pemimpin yang mau bekerja keras dan bersih sehingga dapat dipercaya.
Selain itu, penggunaan baju kemeja putih yang tergulung setengah juga memperkuat citra Jokowi bahwa jika ia terpilih maka akan menjalankan roda pemerintahan dengan bersih.
Bukan hanya sekedar strategi politik semata
Selain sebagai sebuah strategi politik untuk menggaet pemilih, penggunaan trend fashion sebagai sarana untuk sosialisasi dan memperkenalkan calon Presiden atau calon Kepala Daerah kepada para pemilih, ternyata trand fashion dalam politik juga mempunyai nilai manfaat lain bagi masyarakat yakni manfaat ekonomi, khususnya bagi masyarakat para pelaku usaha dibidang konveksi dan masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang pakaian.
Penggunaan trand fashion dalam politik jelas akan meningkatkan permintaan terhadap jenis fashion tertentu yang digunakan oleh para politisi dalam mengkampanyekan dirinya kepada khalayak.
Sebagai misal, penggunaan trand baju kemeja kotak-kotak oleh Jokowi-Ahok dalam membranding pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 silam jelas akan meningkatkan permintaan baju kemeja kotak-kotak dipasaran.
Bukan hanya di DKI Jakarta, peningkatan permintaan baju kemeja jenis kotak-kotak juga meningkat diluar DKI Jakarta sebagai efek dari uforia Pilkada di DKI Jakarta, khususnya bagi para penggemar dan simpatisan dari dua tokoh politik tersebut.
Dampaknya jelas, ekonomi para pelaku usaha konveksi akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama tahapan Pilkada berlangsung. Termasuk juga masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang  pakaian yang menjual baju kemeja kotak-kotak tersebut dipasaran.
Ini baru bicara Pilkada, untuk Pilpres tentu efek positif penggunaan trand fashion ini dalam politik bagi perekonomian masyarakat tentu akan semakin besar lagi.
Karena Pilpres skalanya adalah nasional, maka efek domino terhadap peningkatan ekonomi masyarakat pelaku usaha konveksi dan para pedagang pakaian juga akan dirasakan merata diseluruh wilayah di Indonesia.
Apalagi jika trand fashion dalam Pilkada dan Pilpres ini dipakai dan digunakan oleh seluruh kandidat calon Kepala Daerah dan calon Presiden dengan gaya busana mereka masing-masing. Pasti efek domino terhadap pertumbuhan positif perekonomian masyarakat akan semakin nyata terasa.
Luar biasa bukan?
Dalam hal ini, sepertinya kita harus berterima kasih kepada Jokowi karena telah menjadi pionir dalam penggunaan trand fashion ini sebagai sarana politik untuk membranding dan mempromosikan calon Kepala Daerah maupun calon Presiden kepada masyarakat.
Semoga di Pilkada dan Pilpres 2024 mendatang, akan semakin banyak para calon Kepala Daerah dan calon Presiden yang menggunakan strategi ini untuk mempromosikan dirinya kepada masyarakat.
Selain telah terbukti ampuh sebagai sarana untuk mengkampanyekan calon Kepala Daerah atau calon Presiden kepada masyarakat dalam menggaet pemilih, minimal dalam jangka pendek, selama proses Pilkada dan Pilpres berlangsung hal tersebut akan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya yang bergerak dibidang konveksi dan para pedagang pakaian diseluruh Indonesia.
Sekian dari Jambi untuk Kompasiana. Semoga bermanfaat!
Pematang Gadung, 3 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H