Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membaca Pesan Jokowi Soal Pemimpin "Rambut Putih" dan Menerka Sikap Diamnya PDI-P terhadap Manuver Jokowi

1 Desember 2022   17:13 Diperbarui: 1 Desember 2022   17:24 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi saat menghadiri acara temu relawan dengan tema "Gerakan Nusantara Baru" di Stadion GBK pada Sabtu (26/11). Foto : Kompas.com

Secara harfiah publik pasti akan menafsirkan makna pidato politik Jokowi yang menyebut bahwa ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat adalah sosok yang mempunyai kerutan diwajahnya  dan "berambut putih" adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Hal ini karena memang dari seluruh nama-nama Capres 2024 yang muncul saat ini, hanya Ganjar Pranowo yang mempunyai gaya "rambut putih".

Pidato "rambut putih" Jokowi tersebut disampaikan dalam acara temu relawan Gerakan Nusantara Baru yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada Sabtu (26/11/2022).

Namun benarkah jokowi sudah berani se-terbuka itu menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi Capres 2024?

Padahal, meskipun menjabat sebagai Presiden Jokowi juga adalah kader PDI-P, yang mana kita semua mahfum bahwa urusan capres 2024 di PDI-P adalah hak prerogatif dari Megawati.

Atau adakah makna tersirat lain dibalik ungkapan Jokowi tersebut?

Lalu kenapa PDI-P sendiri seolah hanya diam saja melihat manuver-manuver dari Jokowi soal Capres 2024 yang sering ia lontarkan melalui pidato-pidatonya?

Bukankah kita semua juga sama-sama tau, bahwa beberapa kader senior PDI-P termasuk Ganjar Pranowo, sempat diberikan sanksi peringatan baik lisan maupun tertulis karena dianggap "bikin gaduh" soal isu pencapresan 2024?

Untuk diketahui, gabungan Relawan Jokowi menggelar silaturahmi nasional dengan tema "Nusantara Bersatu" di Gelora Bung Karno, Sabtu 26 November 2022.

Gerakan Nusantara Bersatu yang berlangsung di Stadion GBK pada Sabtu (26/11) itu dihadiri oleh sekitar 150 ribu relawan Jokowi yang terdiri dari kurang lebih 80 simpul relawan Jokowi yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia.

Menerka maksud pidato Jokowi

Sebelumnya, dalam pidato politik di depan ribuan pendukungnya di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta,  Jokowi memberikan ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat. Salah satunya adalah berambut putih hingga punya kerutan di wajah.

"Saya ulang. Jadi, pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya. Kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya hati-hati. Lihat juga, lihat rambutnya kalau putih semua 'wah mikir rakyat ini'," katanya dalam acara Gerakan Nusantara Bersatu.

Panggung politik tanah air pun langsung gaduh pasca pidato Presiden Jokowi tersebut. 

Publik langsung menduga-duga apakah gerangan maksud dari ucapan Jokowi tersebut dan mengira-ngira siapakah sosok tokoh yang sampaikan oleh Jokowi.

Sebagian besar pihak menafsirkan pernyataan Jokowi soal "pemimpin berambut putih" itu sebagai kode dukungan untuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dan sebagian yang lain menghubungkan pemimpin"rambut putih" tersebut dengan nama Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, sampai dengan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

Kalau kita menafsirkan perkataan Jokowi tersebut secara tersurat, memang tidak salah jika publik mengait-ngaitkan pemimpin "rambut putih" dengan nama-nama seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Hatta Rajasa atau Basuki Hadimuljono, karena memang para tokoh-tokoh tersebut mempunyai ciri yang mirip dengan apa yang disampaikan oleh Jokowi.

Namun jika kita melihat pesan Jokowi tersebut secara tersirat, sebenarnya pemimpin yang mempunyai kerutan diwajah  dan berambut putih adalah sebuah gambaran tentang sosok calon pemimpin (presiden) ideal yang layak memimpin Indonesia di 2024 yakni  yang mau bekerja keras dan memikirkan rakyatnya.

Menurut penulis, itulah makna yang sebenarnya dari ucapan Jokowi soal pemimpin yang mempunyai kerutan diwajah dan berambut putih. 

Melalui pesan tersebut, Jokowi hendak mengajak kepada seluruh simpatisan dan relawan yang mendukungnya untuk memilih calon presiden di Pilpres 2024 yang mempunyai rekam jejak yang baik dan mau bekerja keras untuk memikirkan nasib dan kesejahteraan rakyatnya.

Soal siapa sosok tersebut, tentu semuanya akan terjawab manakala Jokowi sudah menentukan pilihannya tentang siapa Capres yang bakal ia dukung pada Pilpres 2024 mendatang.

Hal ini penting, karena mayoritas relawan Jokowi telah berkomitmen untuk mengikuti kemana dan pada siapa Jokowi berlabuh di Pilpres 2024.

Namun yang unik dari pernyataan Jokowi tersebut adalah, kriteria pemimpin yang memiliki kerutan diwajah dan berambut putih tersebut justru  tidak pas rasanya jika dikaitkan dengan nama ketua DPP PDI-P yang juga putri mahkota PDI-P, Puan Maharani.

Padahal, santer dikabarkan PDI-P berkemungkinan besar akan mengusung Puan Maharani sebagai Capres di 2024.

Menerka sikap diamnya PDI-P terhadap manuver-manuver Jokowi

Berbeda halnya dengan kader PDI-P yang lain saat berkomentar soal capres 2024, yang seolah PDI-P bersikap sangat agresif dalam menyikapi isu soal pencapresan, dengan sikap dan manuver-manuver yang Jokowi lakukan PDI-P justru terkesan seolah membiarkan dan diam seribu bahasa.

Padahal, Jokowi sudah terhitung beberapa kali melempar pernyataan kehadapan publik dalam pidatonya yang isinya sangat jelas seolah memberikan sinyal dukungan kepada Capres tertentu.

Sebut saja saat Jokowi secara tersirat mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 melalui pernyataannya dalam rapat kerja nasional (Rakernas) V Relawan Pro Jokowi (Projo) yang dilaksanakan di Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (21/5/2022).

Dalam kesempatan tersebut Jokowi mengatakan, jangan terburu-buru perihal capres, sekalipun mungkin yang kita dukung hadir di tengah-tengah acara Rakernas ini.

Karena kebetulan Ganjar Pranowo hadir dalam acara tersebut, publik pun menduga bahwa pernyataan Jokowi tersebut adalah kode dukungan terhadap pencapresan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Dilain waktu Jokowi juga terang-terangan mendukung Prabowo Subianto, yakni saat Jokowi menghadiri acara HUT Partai Perindo.

Sebagaimana dikutip dari harian Kompas.com, dalam sambutannya di acara HUT Partai Perindo di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, pada Senin (7/11/2022), Jokowi berujar "Saya ini dua kali Wali Kota di Solo menang. Kemudian, ditarik ke Jakarta, gubernur sekali menang. Kemudian, dua kali di pemilu presiden juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo, kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo".

Mengapa PDI-P seolah diam saja dan tidak mempermasalahkan manuver-manuver Jokowi tersebut?

Bahkan, sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia.com, Sekjen PDI-P, Hasto Kristianto menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut calon pemimpin yang memikirkan rakyat adalah yang mempunyai kerutan diwajah dan berambut putih justru menganggap pernyataan Presiden Jokowi tersebut sebagai gimik politik semata. 

Melihat sikap PDI-P yang terlihat pasif terhadap Jokowi tersebut, penulis menduga bahwa PDI-P sangat menyadari betapa krusialnya peran Jokowi pada Pilpres 2024 mendatang bagi PDI-P.

Sehingga, PDI-P sangat berhati-hati dalam menyikapi pernyataan-pernyataan kontroversial Jokowi soal pencapresan 2024 alih-alih memberikannya sanksi.

Sebab, jika PDI-P salah dalam mengambil sikap, bukan tidak mungkin Jokowi akan "mbalelo" dalam pemilu dan Pilpres 2024 meskipun dirinya adalah kader PDI-P.

Jika hal itu terjadi, maka tentu hal tersebut merupakan sebuah kerugian yang sangat besar bagi PDI-P. 

Dan bukan tidak mungkin pula, mimpi PDI-P untuk menang hatrick di Pemilu dan Pilpres 2024 akan menjadi berantakan.

Meskipun bukan ketua umum partai dan tidak bisa maju kembali sebagai capres di 2024, Jokowi masih mempunyai jutaan basis massa pendukung yang sangat solid dan tersebar diseluruh wilayah di Indonesia.

Basis massa relawan pendukung Jokowi terdiri dari sekitar 80 simpul relawan dan merupakan masyarakat dengan berbagai latar belakang politik yang berbeda-beda.

Artinya, massa pendukung Jokowi bukan hanya kader dan pemilih PDI-P saja, tapi merupakan gabungan dari berbagai macam kader dan simpatisan lintas partai politik yang berbeda-beda.

Dan yang pasti, jutaan relawan Jokowi tersebut pasti akan mengikuti kemana arah politik Jokowi pada Pilpres 2024 mendatang.

Karena itulah, maka penulis menilai adalah hal yang wajar jika PDI-P seolah diam seribu bahasa dan tidak ambil pusing dengan pernyataan-pernyataan Jokowi yang kontroversial.

Target PDI-P adalah bagaimana agar Jokowi dan seluruh massa pendukungnya bisa mereka "akuisisi" pada Pemilu dan Pilpres 2024.

Sekian dari Jambi untuk Kompasiana. Semoga bermanfaat!

Pematang Gadung, 1 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun