Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilema Politik Dinasti di Indonesia

9 November 2022   21:57 Diperbarui: 17 November 2022   10:02 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efek negatif dari politik dinasti bagi kehidupan berdemokrasi

Pada zaman pra kemerdekaan, politik dinasti adalah hal yang lumrah dan wajar karena kondisi politik saat itu memang masih kental dengan budaya oligarki dan budaya kerajaan.

Namun pasca kemerdekaan, di mana sistem pemerintahan Indonesia telah berubah yang mana awalnya terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan kecil di nusantara kemudian bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan sistem pemerintahannya yang demokratis. Maka dengan demikian, politik dinasti sudah tidak relevan lagi untuk dipertahankan karena sudah tidak lagi sesuai dengan sistem negara yang demokratis.

Foto dari Kompas.com
Foto dari Kompas.com

Meskipun harus diakui, bukan perkara mudah untuk melakukan pergeseran budaya dari oligarki menjadi demokrasi tersebut.

Berikut beberapa efek negatif dari politik dinasti terhadap kehidupan berdemokrasi:

1. Politik dinasti erat kaitannya dengan perilaku nepotisme

Perilaku nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggara negara yang secara melawan hukum melakukan tindakan yang dapat menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam politik dinasti sendiri, biasanya sang aktor yang sedang berkuasa akan selalu menjadikan perilaku nepotisme sebagai sebuah cara untuk mengamankan kekuasaan politik yang dimiliki saat ini melalui proses regenerasi kepada para anggota keluarga atau kroni-kroninya setelah ia tidak lagi menjabat.

Atau bisa juga dikatakan bahwa praktik politik dinasti adalah wujud dari aji mumpung atau privilese yang dimiliki seseorang yang masih berkuasa. 

Akibat buruk dari perilaku nepotisme ini adalah dapat menyebabkan kekuasaan hanya berpusat pada keluarga (dinasti) tertentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun