Dalam sejarahnya, perayaan Halloween adalah berasal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh bangsa Celtic kuno Samhain untuk megusir dan mengelabuhi roh-roh jahat yang diyakini oleh suku Celtic kuno Samhain akan datang mengganggu mereka pada setiap tanggal 31 Oktober setiap tahunnya.
Para peserta ritual yang dilakukan diatas sebuah bukit tersebut akan menyalakan api unggun dan mengenakan atribut atau topeng agar tidak bisa dikenali oleh para roh-roh jahat yang datang untuk mengganggu.
Pada perkembangannya, ternyata ritual pengusiran roh-roh jahat yang dilakukan oleh bangsa Celtic kuno Samhain ini diperingati dan dirayakan oleh banyak masyarakat didunia, termasuk juga masyarakat di Asia seperti di Korea Selatan, menjadi sebuah festival atau perayaan yang bernama Halloween yang diperingati pada setiap tanggal 31 Oktober.
Dalam perayaan Halloween, masyarakat yang ikut merayakan akan merias diri dan memakai kostum karakter-karakter hantu dari seluruh penjuru dunia.
Tragedi Itaewon di Perayaan Halloween
Dalam perayaan Halloween tahun ini di distrik Itaewon kota Seoul, Korea Selatan pada Sabtu (29/10/2022) malam terjadi sebuah insiden mematikan yang menewaskan 156 orang pengunjung dan ratusan lainya harus dirawat dirumah sakit terdekat.
Banyaknya korban jiwa yang menjadi korban dalam peristiwa perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan itu, diduga disebabkan oleh banyaknya massa yang hadir dikawasan Itaiwon melebihi ekspektasi dan kapasitas wilayah tersebut, sehingga terjadi desak-desakan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Banyaknya warga yang hadir dikawasan Itaewon pada perayaan Halloween tahun ini di Kota Seoul, Korea Selatan diperkirakan terjadi karena perayaan Halloween tahun ini merupakan perayaan pertama setelah tiga tahun acara ini ditiadakan oleh pemerintah Korea Selatan akibat terjadinya pandemi Covid-19.
Menurut data Seoul Metro, sekitar 130 ribu orang melakukan perjalanan ke dan dari Stasiun Itaewon pada saat terjadinya tragedi di Itaewon. Angka ini naik 30 persen dibandingkan saat perayaan Halloween sebelum pandemi pada 26 Oktober 2019.
Analisis Budaya Penyebab Terjadinya Tragedi Itaewon
Jika kita tilik dari sudut pandang budaya, tujuan dari dilaksanakannya tradisi Halloween yang dilakukan oleh suku Celtic kuno Samhain adalah untuk mengusir roh-roh jahat yang mereka yakini akan datang mengganggu setiap tanggal 31 Oktober setiap tahunnya.
Terlepas dari benar atau tidaknya tradisi yang diyakini oleh suku Celtic kuno Samhain tersebut, ritual Halloween sebenarnya bukanlah sebuah party atau karnaval, tapi  sebuah ritual yang bertujuan untuk mengusir roh-roh jahat yang diyakini akan mengganggu suku Celtic kuno Samhain.
Dikaitkan dengan tragedi maut yang tejadi di distrik Itaewon, Korea Selatan, bisa jadi tragedi yang membuat hilangnya 156 nyawa manusia tersebut adalah sebuah bentuk kegagalan dari proses ritual pengusiran roh-roh jahat yang dilakukan oleh peserta perayaan Halloween di distrik Itaewon, sebagaimana yang diyakini oleh suku Celtic kuno Samhain.
Roh-roh jahat tersebut marah karena tradisi perayaan Halloween saat ini, khususnya di Itewon, Korea Selatan, dan juga dibanyak tempat-tempat lain didunia, sudah tidak sesuai lagi dengan esensi dari tujuan awal dilaksanakannya ritual Halloween sebagaimana yang telah dilakukan oleh suku Celtic kuno Samhein.
Namun penulis tekankan, pendapat ini hanyalah merupakan analisis penulis semata dengan mengambil sudut pandang atau angle dari tujuan perayaan Halloween menurut suku Celtic kuno Samhain.
Jadi, bagaimana kalau menurut anda?
Pematang Gadung, 4 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H