Sedangkan tantangan-tantangan yang berpotensi menjadi penghambat dalam mensukseskan program Petani Milenial adalah sebagai berikut :
1. Image atau stigma yang melekat pada diri generasi milenial bahwa bertani adalah profesi rendahan, tidak menjanjikan, kotor dan harus berpanas-panasan.
Image atau stigma negatif tentang petani inilah yang menjadi penyebab utama rendahnya minat generasi milenial untuk terjun dan menekuni profesi sebagai petani.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk merubah mindset anak-anak muda generasi milenial agar lebih terbuka wawasannya tentang betapa prospektif dan menjanjikannya bisnis di bidang pertanian.
2. Dukungan Pemerintah Daerah yang belum merata.
Salah satu daerah di Indonesia yang telah sukses menjalankan program Petani Milenial ini adalah Pemprov Jawa Barat.
Sejak tahun 2021, secara kontinyu Pemprov Jawa Barat telah melaksanakan program Petani Milenal ini dengan menjadikanya sebagai salah satu program unggulan Pemprov Jawa Barat khususnya dibidang pertanian.
Hasilnya, ribuan anak-anak muda generasi milenial Jawa Barat telah sukses berpartisipasi dan mengembangkan minat bakat mereka dibidang pertanian.
Untuk memastikan program Petani Milenial tersebut berjalan dengan baik, Pemprov Jawa Barat melalui dinas-dinas terkait aktif dalam melakukan kegiatan seleksi, memberikan pelatihan, pendampingan dan bantuan akses permodalan kepada para Petani Milenial yang lolos seleksi.
Keseriusan Pemprov Jawa Barat melaksanakan program Petani Milenial ini terbukti dengan diraihnya penghargaan sebagai Tim Pengendali Inflasi Darah (TPID) Provinsi Terbaik Wilayah Jawa-Bali melalui Program Petani Milenial.
Namun sayangnya, baru Pemprov Jawa Barat yang terlihat serius melaksanakan program Petani Milenial ini. Daerah-daerah lain di Indonesia, apalagi diluar Pulau Jawa, belum ada yang terlihat serius mengikuti jejak Pemprov Jawa Barat mengembangkan program Petani Milenial.