Secara sederhana saya mengartikan relasi kuasa adalah sebuah relasi hubungan yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang mana akibat dari adanya relasi tersebut salah satu pihak menjadi mempunyai kekuasaan atau pengaruh yang lebih besar jika dibandingkan dengan pihak yang lain.
Relasi kuasa ini biasanya terjadi karena adanya suatu ikatan, baik ikatan yang berkaitan dengan pekerjaan, organisasi, agama, adat istiadat atau hubungan kekeluargaan.
Relasi kuasa yang berkaitan dengan pekerjaan biasanya berhubungan erat dengan jabatan. Hal ini terjadi karena dalam pekerjaan biasanya dikenal adanya istilah atasan dan bawahan.
Contoh relasi kuasa yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah hubungan antara atasan dan bawahan di institusi kepolisian, kantor pemerintahan atau disebuah perusahaan.
Contoh relasi kuasa yang berkaitan dengan organisasi misalnya adalah hubungan antara elit partai politik dengan para kadernya.
Contoh relasi kuasa yang berkaitan dengan agama adalah hubungan antara pemuka agama dengan para pengikutnya.
Contoh relasi kuasa yang berkaitan dengan adat istiadat adalah hubungan antara kepala suku atau pemuka adat dengan anggota sukunya.
Sedangkan contoh relasi kuasa yang berkaitan dengan hubungan keluarga adalah relasi antara seorang ayah dengan anak -anaknya.
Sebenarnya relasi kuasa ini adalah sesuatu hal yang normal dan wajar jika para aktornya tidak melanggar norma-norma yang ada dalam hukum positif maupun norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Namun sebaliknya, relasi kuasa ini akan menjadi sangat berbahaya jika disalahgunakan, khususnya oleh mereka yang dalam hubungan relasi kuasa tersebut mempunyai kekuasaan atau pengaruh yang lebih besar jika dibandingkan dengan pihak yang lainnya.