Partai Amanat Nasional (PAN)
Partai ini sebenarnya cukup adem. Tidak ada isu-isu besar yang muncul dari PAN yang bisa meruntuhkan elektabilitasnya. Sosok Hatta Radjasa juga bukan sosok yang sering mengumbar statement kontroversial. Namun, di balik "diamnya" PAN berhasil meraup persentase suara sebesar 7.47%. Angka ini naik sekitar 1.5% jika dibandingkan dengan pemilu 2009.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil ini adalah berpindahnya suara Muhammadiyah dari beberapa parpol seperti PD dan PKS. Selain itu, keterlibatan beberapa artis juga menjadi salah satu strategi yang dimiliki oleh PAN untuk menaikkan elektabilitasnya.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Partai bernomor urut 9 ini berhasil mengumpulkan suara 6.71%. Pada pemilu 2009, PPP meraup 5.32%. Terjadi peningkatan sekitar 1.5%. Tidak ada kejutan berarti dengan parpol ini karena memang sudah sesuai dengan beberapa prediksi survey sebelumnya.
Yang menarik dari PPP adalah keterlibatan sang Ketum, Suryadharma Ali, pada kampanye Gerindra di GBK beberapa hari yang lalu. Hal ini sontak memicu konflik internal. Beberapa pengurus teras PPP menolak dan menyayangkan aksi Ketumnya ini. Tidak jelas apa maksud politik dari hal ini. Namun, yang pasti adalah PPP sudah memiliki arah dalam melakukan koalisi.
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
Dunia perpolitikan di Indonesia sepertinya memang tidak memihak kepada Wiranto. Setelah kalah di ajang pilpres 2004 dan 2009, pemilu kali ini justru Wiranto - HT justru terancam tidak bisa maju dalam bursa pencapresan karena terhalang perolehan suara mereka. Hanura hanya mendapatkan 5.1%. Walaupun menunjukkan peningkatan dari 3.77% di pemilu sebelumnya, angka 5.1% praktis tidak berarti apa-apa jika dikaitkan dengan pengusungan capres.
Entah apa yang terjadi dengan partai ini. Padahal, sejak bergabungnya Harry Tanoesoedibjo, partai bernomor urut 10 ini langsung tancap gas dalam hal publikasi. Sang Raja Media pun langsung didapuk menjadi cawapres untuk Wiranto. Berbagai upaya juga ternyata tidak mampu menaikkan elektabilitas partai. Partai ini justru menempati posisi paling akhir dari 10 parpol yang berhasil melampaui PT.
Partai Bulan Bintang (PBB)
Sosok Yusril Ihza Mahendra yang berada di belakang layar PBB ternyata tidak berarti apa-apa. Setelah sebelumnya nyaris tidak mampu berpartisipasi dalam pemilu kali ini, PBB akhirnya harus kembali menerima kenyataan bahwa mereka tidak mampu lolos ke Senayan. Angka 1.5% jauh dari angka PT 3.5%. Pada tahun 2009, PBB juga hanya mampu meraup 1.79% suara.