Terlebih di hari libur, ditambah lagi dengan seringnya ada berbagai event yang ada di area Gelora Bung Karno atau mal-mal sekitarnya, sontak rangkaian KRL di Stasiun Palmerah kental dengan pemandangan ala anak muda.Â
Sementara kalangan usia paruh baya, bisa jadi tak seleluasa mereka untuk naik turun tangga penyeberangan ke stasiun yang juga menghubungkan Tanah Abang ke Rangkasbitung ini.
Nah, menariknya, meskipun tak seleluasa kalangan muda, namun mereka yang berusia paruh baya itu lumayan banyak juga yang tak mau kalah. Ada juga dari kalangan usia ini yang masih gesit menaiki tangga penyeberangan, tak kalah gesit dengan anak-anak muda.Â
Melihat mereka yang berusia paruh baya dan sehat-sehat ini, juga memberikan kegembiraan tersendiri. Melihat mereka, kerap terbetik rasa antusias hingga bikin membatin.
"Sepertinya, lantaran mereka ini rajin gerak, aktif bepergian, tidak terlalu memanjakan kakinya, jadinya di usia menjelang menuju senja pun kaki-kaki mereka masih selincah ini..."
Paling tidak, dari stasiun seperti di Palmerah ini, orang-orang tak hanya sekadar datang dan pergi. Di sana mereka juga melihat satu hal yang melampaui sekadar sejarah sebuah stasiun. Itu adalah tentang kehidupan mereka yang tak bisa lepas dari keberadaan stasiun-stasiun seperti ini.
Stasiun itu menjadi titik start untuk mereka melangkah ke tempat-tempat mereka bertarung memperjuangkan hidup, untuk terus bisa melesat ke depan, dan kelak berakhir di stasiun hidup pilihan masing-masing.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H