Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sebuah Catatan Kecil dari Rumah Perubahan

11 Maret 2022   22:32 Diperbarui: 11 Maret 2022   22:34 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punya usaha sendiri tak cukup hanya dengan mengandalkan isi pikiran sendiri. Meski itu penting, namun juga tak kalah penting untuk membuka diri dengan lebih banyak pikiran, terlebih dari orang-orang yang lebih berpengalaman.

Inilah yang terbetik di pikiranku dari malam kemarin. 

Meskipun sebenarnya, kabar ada kelas seminar di lokasi bernama Rumah Perubahan, sudah kutahu jauh-jauh hari di twitter dan instagram.

Apalagi ada sosok-sosok sekelas Prof. Rhenald Kasali, dan juga Perry Tristianto, pemilik Floating Market Lembang sekaligus terkenal sebagai "Raja UMKM" yang puluhan tahun menekuni dunia wirausaha. 

Mereka berbagi pengalaman dan ilmu tanpa dipungut bayaran. Ya, gratis. 

Semestinya sesuatu yang sangat mahal yang diberikan gratis, patut dipandang sebagai "kado istimewa" yang layak disambut dengan antusias.

Lokasi acara yang teduh
Lokasi acara yang teduh

Makanya, pagi-pagi sekali, bakda menyesap kopi buatan istri, dengan dua potong kue yang juga disuguhkan istri, berangkat langsung ke lokasi. 

Apakah kecupan istri perlu diceritakan di sini? Eh, janganlah, karena berisiko bikin resah hati. Apalagi, semakin lama Anda menikah, semakin bikin Anda pengen menikah lagi. EIT! 

Kembali ke cerita hari ini. Bukan ceritaku, tetapi cerita tentang mereka yang lebih dulu mengukir ceritanya. Ya, Pak Rhenald dan Pak Perry. 

Dua orang inilah yang "menggoda" buatku untuk datang jauh-jauh ke Rumah Perubahan (Jakarta Escape), tempat yang identik dengan sosok Prof. Rhenald. 

Ada rasa bangga bisa datang ke sini, meskipun hanya sebagai pendengar. Bangga karena bisa mendengar seabrek pengalaman dari orang-orang yang punya rekam jejak yang tak lagi diragukan. 

Bahkan, sebelum sesi seminar dimulai, Prof. Rhenald dan Pak Perry menyempatkan "lesehan" bareng tak jauh dari stage acara. 

Sejujurnya, buatku, baru kali ini bisa bertatap muka sangat dekat, mendengar cerita mereka lebih akrab. 

Sebelumnya, kalaupun melihat mereka di acara-acara tertentu, ada panggung yang menjadi pemisah. Ada sekat antara pembicara dan pendengar, antara orang penting dengan orang yang ingin memetik banyak pesan penting. 

Pintu masuk ke lokasi acaranya nih - Photo: Dok. Pribadi.
Pintu masuk ke lokasi acaranya nih - Photo: Dok. Pribadi.

Kali ini tak ada sekat itu. Prof Rhenald berpakaian kaos biasa, seperti juga Pak Perry yang terkenal sebagai "Raja UMKM" itu berpakaian biasa-biasa saja. 

Padahal, dua orang ini pantas berpenampilan bak sultan, mengingat lagi hit-hitnya sultan-sultanan. Di samping, dengan segala yang mereka punya, mereka pastilah bisa memamerkan lebih dari para sultan-sultanan. 

Tapi, NO, mereka biasa-biasa saja. Kecuali cerita dan isi pikiran mereka, ini yang tak bisa dibilang biasa. 

Ya, mereka sempat juga ikut membahas selentingan seputar sultan-sultanan yang lagi ramai di media sosial. Tapi, tentu saja mereka membidiknya bukan dari sisi gosip, tapi lebih ke sisi "message" alias pesan yang bisa dikutip.

Bahwa, bukan soal seberapa kekayaan yang bisa dikejar. Tapi, seberapa kuat pondasi-pondasi yang dibangun, entah lewat kemauan menggali pengetahuan terkait dunia bisnis, memburu pengalaman, dan membangun kekuatan menghadapi segala kemungkinan. 

Proses. Ini yang memikatku.

Mereka banyak membahas tentang proses, ketika belakangan tren yang menonjol cenderung ke sisi hasil semata. Banyak hal kecil belakangan diremehkan, sementara yang banyak bertumbangan justru yang besar-besar.

Dua orang ini secara bergantian mengajak melihat, bahwa dalam dunia usaha, memang perlu pikiran besar tetapi perlu juga kesabaran besar; menjalani proses, mengikuti proses, dan menyesuaikan diri dengan semua proses yang harus dilewati. 

"Pandemi ini semestinya bikin kita semakin melek," kata Pak Perry. Ini sih saat "sultan"-nya kawasan wisata Lembang itu sudah duduk di atas panggung. 

"Banyak perusahaan besar tumbang. Siapa yang banyak selamat? Itulah mereka yang punya usaha kecil dan menengah. Tidak cuma menyelamatkan ekonomi pelaku usaha itu sendiri, tetapi juga ekonomi negara."

Ia mengibaratkan usaha mikro dan kecil seperti perahu-perahu penyelamat. Saat kapal-kapal besar banyak oleng bahkan tenggelam, perahu-perahu kecil tadi menyelamatkan banyak nyawa.

Ia juga berterus terang, efek pandemi bikin dirinya terpaksa harus memutuskan hubungan kerja dengan ratusan karyawan. Namun, tak ada yang bikin ribut atau mendemonya.

"Mereka langsung bikin 'perahu-perahu kecil' milik sendiri. Dengan itu, ekonomi mereka selamat, rumah tangga selamat," kisah Pak Perry. 

Perubahan. Dua pembicara itu kusimak sangat menekankan hal itu. Prof Rhenald sendiri membidiknya dari prosesnya saat bikin buku "Change" sampai muncul ide membangun Rumah Perubahan Jakarta Escape.

Menurutnya, buat siapa saja yang terjun ke dunia bisnis, satu hal yang sangat penting adalah mengasah kepekaan melihat perubahan. 

Ia sendiri berterus terang, membangun Rumah Perubahan itu sendiri karena menyadari bahwa dunia berubah, segalanya bisa cepat berubah, dan ia ingin tetap jeli melihat segala perubahan itu. 

Di sini, pikiranku sendiri terlempar ke pesan Charles Darwin yang terkenal dengan teori evolusinya. 

Ya, pesan Darwin, mereka yang bertahan bukan yang paling kuat atau paling cerdas, namun yang paling bisa menyesuaikan diri (dengan perubahan), merekalah yang akan bertahan. 

Sekaligus bikin aku turut berkaca, jika selama ini di antara pergulatan jatuh bangun dalam berkarier hingga membangun usaha sendiri, sudah sejauh manakah aku peka dengan segala pesan dari semua perubahan yang ada? 







Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun