Dua orang inilah yang "menggoda" buatku untuk datang jauh-jauh ke Rumah Perubahan (Jakarta Escape), tempat yang identik dengan sosok Prof. Rhenald.Â
Ada rasa bangga bisa datang ke sini, meskipun hanya sebagai pendengar. Bangga karena bisa mendengar seabrek pengalaman dari orang-orang yang punya rekam jejak yang tak lagi diragukan.Â
Bahkan, sebelum sesi seminar dimulai, Prof. Rhenald dan Pak Perry menyempatkan "lesehan" bareng tak jauh dari stage acara.Â
Sejujurnya, buatku, baru kali ini bisa bertatap muka sangat dekat, mendengar cerita mereka lebih akrab.Â
Sebelumnya, kalaupun melihat mereka di acara-acara tertentu, ada panggung yang menjadi pemisah. Ada sekat antara pembicara dan pendengar, antara orang penting dengan orang yang ingin memetik banyak pesan penting.Â
Kali ini tak ada sekat itu. Prof Rhenald berpakaian kaos biasa, seperti juga Pak Perry yang terkenal sebagai "Raja UMKM" itu berpakaian biasa-biasa saja.Â
Padahal, dua orang ini pantas berpenampilan bak sultan, mengingat lagi hit-hitnya sultan-sultanan. Di samping, dengan segala yang mereka punya, mereka pastilah bisa memamerkan lebih dari para sultan-sultanan.Â
Tapi, NO, mereka biasa-biasa saja. Kecuali cerita dan isi pikiran mereka, ini yang tak bisa dibilang biasa.Â
Ya, mereka sempat juga ikut membahas selentingan seputar sultan-sultanan yang lagi ramai di media sosial. Tapi, tentu saja mereka membidiknya bukan dari sisi gosip, tapi lebih ke sisi "message" alias pesan yang bisa dikutip.
Bahwa, bukan soal seberapa kekayaan yang bisa dikejar. Tapi, seberapa kuat pondasi-pondasi yang dibangun, entah lewat kemauan menggali pengetahuan terkait dunia bisnis, memburu pengalaman, dan membangun kekuatan menghadapi segala kemungkinan.Â