Ini tentu saja buruk, apalagi jika melihatnya dari perspektif kemungkinan yang akan terjadi ke depan.
Katakanlah Moeldoko hari ini dianggap sebagai orang dekat Presiden Joko Widodo, namun di kalangan pendukung Jokowi pun bisa saja sangsi atas integritasnya.
Sebab, dengan masuknya nama Moeldoko di tengah kancah pertarungan berkaitan dengan Demokrat, berbagai kesimpulan negatif atas sosoknya dapat saja terjadi.
Misal saja, di tengah kalangan pendukung Presiden Jokowi pun sempat muncul nada sumbang terhadap Moeldoko.Â
Pemicunya, lagi-lagi karena mereka menduga Moeldoko dengan ambisinya itu bikin ia alpa mencari cara-cara yang lebih pantas. Terlebih lagi gara-gara kasus tersebut akhirnya justru bikin nama Presiden Jokowi pun ikut terseret.
Makanya sempat ada yang berujar, sebagai seorang jenderal, cara Moeldoko berpolitik cenderung gegabah. Jika keputusan ini terjadi di tengah situasi perang sesungguhnya, orang yang semestinya dijaga dan dilindungi pun bisa ikut mati.
Ya, seperti Norman yang menjadi komandan tim di film Da 5 Bloods. Ia tewas di sana justru bukan karena peluru dari musuh. Norman justru tewas oleh peluru yang berasal dari anak buahnya sendiri.Â
Walaupun, di sisi lain, konteks film itu sendiri bisa mewakili kedua kubu di dalam Demokrat saat ini. Entah Moeldoko, atau bahkan SBY sendiri sebagai "komandan" yang sejatinya masih sangat menentukan di partai ini. Menurut Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H